10.7 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Gunung Sinabung Erupsi, Pasokan Sayur Mayur Di Siantar-Simalungun Terimbas

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Erupsi Gunung Sinabung tak hanya berdampak bagi warga yang bermukim di wilayah tersebut, namun juga berdampak ke wilayah sekitarnya seperti Medan, Langkat hingga Siantar Simalungun. Soalnya, sebagai pemasok sayuran segar, masyarakat Tanah Karo kini terancam tak bisa memanen tanamannya karena tertutup debu vulkanik.

Hal ini diungkapkan H Manurung, salah satu pedagang sayur mayur di pasar Dwikora Pematangsiantar, Selasa (11/8/20). Erupsi Sinabung berdampak signifikan bagi perdagangan sayur mayur di daerah ini.

“Baru tiga hari saja kejadian erupsi Sinabung, harga sayur mayur sudah mulai naik. Kenaikkannya belum signifikan sekitar Rp1.000-2.000 saja. Seperti buncis dari Rp5.000 menjadi Rp7.000/ kg, sawi putih biasanya 5.000/kg, naik menjadi Rp6.000/Kg,” ucapnya.

Baca juga: Tiga Kecamatan Terdampak Abu Vulkanik Gunung Sinabung

Tapi, besar kemungkinan katanya, akan naik lagi pada beberapa hari ke depan. Padahal, di masa pandemi ini harga hasil dari para petani sedang menurun drastis, bahkan ada pula nilai jualnya tidak ada sama sekali.

Menurut Rosmaida Sidabuke, harga jeruk juga mulai naik. Meskipun tidak semua jeruk berasal dari Kabupaten Karo, namun abu vulkanik yang dihasilkan gunung Sinabung juga sampai ke daerah-daerah lainnya.

“Sepertinya, barang sudah mulai habis di gudang. Namun, jeruk yang masuk pada para pedagang mash stock lama. Tapi masih tersedia untuk dijual pada beberapa hari ke depan,” paparnya.

Dia juga menuturkan, bahwa saudaranya yang juga petani sayuran di sana harus menelan pil pahit sebab tanaman sayur kol milik saudaranya tersebut tertutup abu vulkanik dan dipastikan gagal panen, sebab sayur kol tersebut tidak layak lagi untuk diperjual-belikan.

Baca juga: Gunung Sinabung Erupsi, Warga Dimbau Tak Beraktivitas

Ada pula pedagang yang takut untuk beli banyak dari para petani, sebab harganya yang sudah mulai naik, D Sinaga, pedagang sayur mayur dan buah-buahan.

“Kayak bunga kol atau brokoli dan bawang pre paling banyak berasal dari Tanah Karo sana. Tapi, kalau harganya sudah mahal nantinya, saya tidak mau beli barang banyak. Karena takut tidak ada yang beli, alhasil barang tertimbun jadi busuk,” imbuhnya.

Pedagang Khawatir Sulit Mendapatkan Sayur

Para pedagang yang ada di pasar tradisional, yakni Pekan Selasa Merek Raya, yang ada di Kelurahan Merek Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, mengaku khawatir dengan meletusnya gunung sinabung. Para pedagang tersebut mengatakan, stok sayuran dari Berastagi akan berhenti akibat meletusnya gunung Sinabung.

“Yang kita khawatirkan, kita tidak bisa lagi memesan sayur dari sana, pasti semua terganggu lah” jelas pedagang bermarga Sembiring, Selasa (11/8/20).

Sembiring mengaku membeli dagangannya dari Berastagi seperti sayur kol, kentang dan sayur putih, dia khawatir dirinya tidak akan mendapatkan beberapa sayuran tersebut dengan meletusnya gunung sinabung. “Untuk stok saat ini masih ada, karena kita belanjanya Jumat kemarin, Sabtu sudah meletus, kita khawatirnya untuk hari ke depan,” ucap Sembiring.

Sementara itu, untuk harga sayur sendiri di Pekan Merek Raya belum ada mengalami kenaikan harga, namun dikatakannya cepat atau lambat harga sayur akan merangkak naik. “Pasti ada efeknya ke harga, tetapi sekarang masih belum,” jelasnya.

Di tempat yang sama, salah seorang pedagang, kepada Mistar mengaku mendapatkan stok sayuran dari Saribudolok, sehingga dirinya mengatakan tidak terlalu terdampak dengan erupsi Sinabung. “Kita kan ada juga dari Saribudolok, jadi masih amanlah untuk stok ke depannya, tetapi itu pun kita harap agar Gunung Sinabung tidak meletus lagi,” ucap J Damanik.

Sementara itu, dari amatan Mistar di Pekan Selasa Merek Raya, Simalungun pada Selasa (11/8/20) sekitar pukul 10.00 WIB masih ramai dikunjungi oleh warga.(yetty/roland/hm09)

Related Articles

Latest Articles