11.7 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Ara Coffe Rostanik, Mengenal Kopi Natural Hingga Permentasi (1)

Simalungun, MISTAR.ID

Mengenal Ara Coffe Rostanik berarti mengenal aneka proses pembuatan kopi yang membuat penikmat kopi jadi ketagihan ngopi. Betapa tidak, mulai mengenal kopi murni ketika penikmat kopi dimanjakan aroma dan rasa alami kopi, para penggemar kopi juga akan melihat langsung proses pengolahan kopi hingga menjadi segelas kopi siap saji.

Ara Coffe Rostanik terletak di Jalan Besar Sidamanik Pangkalan Buntu Kecamatan Sidamanik Simalungun. Bangunan unik dari kayu ini tampak artistik. Meski terhitung baru setahun menjajal usaha kopi ini, tapi pemiliknya Sahtua Tampubolon dengan istrinya Bungalina Damanik keukeh ingin memperkenalkan rasa kopi robusta olahan alami di daerah ini.

Berbeda dengan warung kopi yang menyajikan segelas kopi dengan hanya menyeduh bubuk kopi dan gula dengan air mendidih dan langsung disuguhkan, Ara Coffe menyajikan segelas kopi dengan proses detil di hadapan pelanggannya, mulai menggiling kopi yang sudah disangrai hingga kemudian memberi cita rasa yang diinginkan pelanggan.

Baca juga: Edukasi Kopi Lewat Acara ‘Fun Cupping’ Bersama Para Penggiat Kopi Siantar

Misalnya, bila pelanggan ingin kopi manis maka Ara Coffe akan menambahkan gula aren dan bila ingin kopi murni maka Ara Coffe juga akan mengajari pelanggan cara menikmati kopi yang pas dan enak. Bila ingin tambahan susu maka akan ditambahkan susu segar atau susu kental manis, sesuai permintaan.

Kepada Mistar, Selasa (8/9/20) Bungalina Damanik menjelaskan bahwa proses pemanenan kopi langsung dilakukan dari kebun sendiri dan hanya memanen kopi merah yang disebut istilahnya ceri merah. Buah segar ini kemudian dijemur paling cepat seminggu bila cuaca cerah hingga kulit dan biji terlepas dan bila digoyang akan berbunyi pertanda sudah kering. Kenapa?

Menurutnya, proses penjemuran alami yang demikian membuat rasa kopi lebih nikmat karena aroma kulit mix dengan biji sehingga rasa alami kopi lebih terasa enak. Berbeda bila kopi segar langsung digiling dan dijemur hingga kering. Rasanya tidak seenak proses natural.

Baca juga: Kopi Simalungun, Diincar Asosiasi ‘Starbuck’

Ibu tiga anak ini mengakui, proses pembuatan Ara Coffe memang tak cepat dan membutuhkan kesabaran ekstra. Karena setelah kopi kering maka digiling untuk memisahkan kulit dengan biji (green bean) kemudian biji ini disangrai hingga tingkat kelembapannya hilang sampai 70%. Setelah itu baru digiling dan siap disajikan.

Dia mengakui bahwa untuk menggiling kopi menjadi bubuk, dia belum memiliki mesin sendiri tapi mengandalkan rekan sesama pengusaha kopi bubuk di daerah tersebut. Begitu juga untuk pengadaan kopi kemasan untuk dijual. Pihaknya harus mendatangkan packaging dari Bandung karena belum ada di Siantar Simalungun.

Bahkan untuk Kota Medan, menurut pengakuannya masih harus didatangkan dari luar daerah. Karenanya, dia lebih memilih mendatangkan sendiri dari Bandung dengan memesan secara online. (Bersambung/jelita/hm09)

Related Articles

Latest Articles