6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

Anjing Gigit 1.557 Orang, Dua Diantaranya Tewas

Simalungun | MISTAR.ID – Kasus gigitan anjing yang terjadi di Kabupaten Simalungun, terbilang cukup tinggi. Sepanjang Januari-September 2019, terjadi 905 kasus gigitan anjing dengan satu orang meninggal dunia di kawasan ini.

“Untuk gigitan anjing ada 905 kasus gigitan, korban jiwa satu orang,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, melalui Kepala Seksi Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit (P2P), Gimrood Sinaga SKM,MKM, kepada Mistar, Jumat (25/10/19).

Gimrood menerangkan, banyaknya kasus gigitan anjing karena jumlah ternak anjing di Kabupaten Simalungun lebih banyak daripada manusia, khususnya di daerah Simalungun Atas. Satu rumah tangga bisa memelihara 5 sampai 10 ekor anjing di rumahnya. Akibatnya, resiko terkena gigitan meningkat.

“Kenapa terjadi banyak kasus gigitan, penyebabnya karena jumlah ternak anjing lebih banyak dari pada jumlah manusianya, khususnya di wilayah Simalungun Atas. Seperti di Haranggaol, satu rumah bisa memelihara sampai 10 ekor anjing. Jadi resiko untuk tergigit semakin meningkat,” ucap Gimrood.

Dengan banyaknya pemelihara ternak anjing, kata dia, Pemerintah Kabupaten Simalungun akan bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Simalungun dalam pengendalian ternak anjing dan pemberian vaksin terhadap anjing.

Untuk pertolongan pertama pada gigitan anjing, Gimrood menyarankan agar warga yang terkena gigitan langsung mencuci luka gigitan dengan sabun di air yang mengalir selama 5 sampai 10 menit.

“Untuk anjingnya, supaya dipantau keadaannya. Jika anjing mati, warga diharapkan segera melapor ke Puskesmas terdekat untuk ditangani lebih lanjut,” ungkapnya.

Terkait vaksin, Gimrood mengatakan, untuk Simalungun tidak ada program penyediaan vaksin. Pemerintah kabupaten mendapat bantuan dari kementrian untuk persediaan vaksin.

“Untuk persediaan vaksin kita itu tergantung program kementerian, mereka menyalurkan melalui pemerintah provinsi. Kalau untuk kita yang di Simalunun, tidak diperbolehkan mengadakan vaksin. Untuk saat ini persediaan vaksin kita ada, disimpan di Gudang Farmasi Kabupaten Simalungun,” ucap Gimrood.

Sementara itu, untuk Kota Medan sendiri, terhitung sejak Januari hingga Agustus 2019, tercatat 329 kasus gigitan anjing. Data yang diterima Mistar dari Dinas Kesehatan Kota Medan, Jumat (25/10/19), berdasarkan rentang umur atau usia, korban gigitan anjing terbanyak terdapat pada rentang 15 sampai 45 tahun dengan jumlah kasus sebanyak 148 gigitan, kemudian disusul kelompok usia 45 tahun ke atas dengan jumlah kasus 88 gigitan.

Jika berdasarkan jenis kelamin, ternyata kaum laki-laki menempati urutan teratas dengan jumlah kasus 169 gigitan, sedangkan sisanya sebanyak 160 adalah kaum perempuan.

Siantar 232 Kasus

Sementara itu, terhitung untuk periode Januari hingga September tahun 2019, tercatat 232 kasus gigitan anjing di Kota Pematangsiantar, satu diantaranya meninggal dunia. Dari 232 kasus, hanya 181 kasus yang mendapatkan pengobatan Vaksin Anti Rabies (VAR).

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, dr Ronal Saragih melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr Dorlyn Sirait MKes, saat dikonfirmasi terkait kasus gigitan anjing di Kota Pematangsiantar, Jumat (25/10/19) pagi.

“Yang meninggal itu bukan karena kelalaian kita. Itu karena korban maupun keluarga korban tidak pernah melaporkan bahwa korban digigit anjing. Kita tahu kasus itu karena pihak rumah sakit tempatnya berobat yang melaporkan sama kita. Waktu itu sudah akut, tak bisa diobati lagi,” tuturnya.

“Untuk VAR, sampai saat ini kita dibantu provinsi untuk pengadaannya. Ketika sudah ada dari provinsi, kita akan menyebarkannya ke delapan rabies center kita yang ada di 8 puskesmas kecamatan,” ujar dr Dorlyn yang mengakui ketersediaan VAR di apotik-apotik tergolong langka, tidak seperti ketersediaan obat-obatan biasa lainnya.

Reporter: Roland, Saut, Ferry
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles