7.6 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Terkait Penebangan Pohon di SMKN 2 Siantar, Kepsek Bilang Begini

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Beberapa pohon yang berada di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruaan (SMK) Negeri 2 Pematangsiantar Jalan Asahan, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur ditebang. Penebangan pohon tersebut menjadi polemik sejumlah kalangan yang menamakan kelompok dari alumni SMK Negeri 2 Pematangsiantar. Pasalnya, pohon-pohon yang ditebang itu belum mendapatkan izin kepada pihak alumni. Selain itu, kayu hasil tebangan pun diperjualbelikan lalu dijual kemudian dibagi ke guru-guru SMKN 2 Pematangsiantar.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Sekolah SMK Negeri 2, Bintang Tumanggor saat dikonfirmasi di ruang kerjanya menyatakan bahwa memang benar telah dilakukan penebangan terhadap beberapa pohon di lingkungan sekolah tersebut. Tapi tujuannya hanya untuk peremajaan saja. Terutama pohon-pohon yang tak produktif lagi. Sekaligus mengantisipasi terjadinya pohon tumbang karena terlalu rimbun atau keropos. Bahkan, dikhawatirkan mengenai rumah penduduk di sekitarnya.

“Tidak semua pohonnya ditebang. Pohon yang ditebang itu adalah pohon yang dekat dengan sekolah dan berbahaya. Hal itu, bertujuan agar ketika tertimpa angin kencang, pohon tersebut tidak roboh dan mengenai bangunan sekolah. Bahkan, pohon tersebut telah mengenai salah satu kabel, dan sempat menimbulkan korslet listrik,” ucap Bintang Tumanggor, Selasa (19/4/22).

Baca juga: Kerja Sama dengan PT Cipta Futura, SMKN 2 Siantar Gelar BKK

Selain itu, sambung dia, pohon-pohon yang dipotong tersebut untuk mengantisipasi di saat musim penghujan saat ini agar tidak membahayakan sekolah. Hal itu harus diantisipasi. Minimal dengan cara mengurangi beban pada pohon. Jika pohon itu rantingnya rimbun, maka harus dilakukan pemotongan.

Pohon-pohon yang rantingnya menutupi atap sekolah mengakibatkan kelembaban pada atap sekolah tersebut. Akhirnya akan mengakibatkan kerusakan dikemudian hari.
Kurangnya sirkulasi matahari ke sekolah, serta kekhawatiran akan tingginya pohon tersebut berdampak buruk saat cuaca tidak baik, seperti hujan angin.

“Jadi, kami memilah-milah pohon mana yang harus dipotong. Tidak semuanya kami lakukan peremajaan. Semua sekitar 10 pohon kurang lebih dari berbagai jenis pohon,” jelas dia. Lalu, bagaimana tentang informasi bahwa kayu hasil pemotongan tadi diperjual belikan dan hasilnya dibagi pada guru-guru SMK Negeri 2 Siantar?

Bintang Tumanggor menjawab bahwa pelaksanaan peremajaan pohon-pohon tadi dilakukan kerjasama pada orang lain sebagai bentuk “barter”. Dimana, pihak SMK Negeri 2 membuat kesepakatan dengan orang tersebut tanpa melibatkan uang sebagai alat transaksi.

“Kalau melakukan penebangan, kan ada upah menebangnya. Kemudian, pasti harus dibersihkanlah semuanya kembali. Lalu, ada lagi yang menatanya. Tapi, ini semuanya tidak
dibebankan pada kami, melainkan orang lain tersebut. Inilah yang kami namakan barter. Jadi pihak kami tidak ada mengeluarkannya biaya apapun,” tukasnya sambil menyebutkan hanya 1 batang pohon mahoni yang ditebang.

Baca juga: Ciptakan Kompetensi Peserta Didik, SMKN 2 Pematangsiantar Akan Wujudkan “Link and Match”

Bintang Tumanggor menantang pihak-pihak yang menyebut ia memperperjualbelikan pohon hasil tebangan tadi. Agar menunjukkan kepada siapa dia mendapatkan hasil pohon tersebut, kemudian pada guru-guru mana yang mendapat bagian dari penjualan pohon yang ditebang itu. “Seharusnya, mereka tidak hanya asal memberikan pendapat saja. Harusnya, ditelusuri dahulu, siapa yang menjual, apa cerita jualnya, bagaimana dengan uangnya. Dan kalau dibagi pada guru, tunjukkan siapa gurunya yang dimaksud,” tegas Bintang Tumanggor.

Dia menuturkan tidak ada niat untuk membuat tandingan pada sejumlah kalangan yang menamakan kelompok dari Alumni SMK Negeri 2 Pematangsiantar. Hanya saja, ungkapnya, cobalah untuk mewartakan atau memberitakan sekolah itu secara utuh. Jangan hanya melihat satu aspek penebangan pohon saja.

“Silahkan foto secara utuh sekolah ini, jangan sisi kecilnya saja dan bikin pendapat anda, apakah yang mengkhawatirkan itu (pemotongan pohon) mempengaruhi keutuhan pohon-pohon yang dilingkungan sekolah ini sekarang. Jika saya salah, saya siap di kritik demi
kemajuan sekolah.” kata Bintang Tumanggor. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles