7.2 C
New York
Friday, April 19, 2024

Siantar Minim Tenaga Pengajar Anak Berkebutuhan Khusus

Pematangsiantar | MISTAR.ID – Minimnya tenaga pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pematangsiantar, dikarenakan anak didik semakin bertambah. Sementara pertambahan anak didik ini tidak diimbangi keseimbangan akan kebutuhan tenaga pengajar.

Kekurangan tenaga pengajar itu diakui Kepala SLB Negeri, Rospita Saragih. Kepada Mistar, Kamis (28/11/19) dia mengatakan, hingga saat ini sekolah yang dipimpinnya masih dianggap tidak memadai menangani siswa.

“Padahal standarnya, proses belajar mengajar di SLB ini satu guru maksimal mengasuh tiga hingga lima siswa. Tapi kami masih tidak bisa menerapkan seperti itu, sebab banyaknya peserta didik, tidak sebanding dengan guru pengajarnya. Jadi mau ga mau, setiap kelas bisa sampai 10 bahkan lebih,” ucapnya.

Dia menjelaskan, jumlah siswa-siswi anak berkebutuhan khusus (ABK) yang sekolah di SLB ini mencapai ratusan orang, dari tingkatan SD hingga SMA. Sedangkan guru yang mengajar hanya 9 orang. Sebanyak 4 orang diantaranya berstatus ASN, selebihnya hanya pengajar biasa saja atau tenaga honor.

Kebutuhan tenaga pendidik dinilai sangat mendesak. ABK dalam belajar harus mendapat pelayanan khusus, demi terciptanya prilaku ABK/disabilitas yang berkualitas juga berprestasi. Mereka juga perlu dilatih berbagai keterampilan.

Salah satu guru pengajar menyebutkan, pengajaran di SLB berbeda dengan pengajaran di sekolah pada umumnya. Walaupun demikian, untuk beberapa anak, ada yang tetap diberikan pelatihan pelajaran sekolah umum.

ABK yang saat ini sekolah di SLB Negeri Patangsiantar, diantaranya ada tuna grahita, tuna rungu, tuna netra, tuna daksa dan juga downsindrom.

Salah satunya adalah Rahel, siswi yang menderita Autis. Dia bercita – cita ingin menjadi seorang perias artis kelak. Ada Edo, ingin menjadi polisi. Hidup adalah anugerah, semua orang di dunia ini tak ada satupun yang bisa memilih terlahir seperti apa.

Rospita juga mengakui bahwa perhatian terhadap sekolah SLB tidak hanya dari pemerintah, namun masyarakat dan juga aktivis sosial kemanusiaan, sangat dibutuhkan kepedulian terhadap anak-anak ABK di SLB. Apalagi banyak diantara anak yang dari keluarga kurang mampu.

Penulis : yetty
Editor : maris

Related Articles

Latest Articles