Pematangsiantar | MISTAR.ID – Menyongsong Pilkada 2020, Komisi Pemilihan Umum (PKU) Kota Pematangsiantar melaksanakan program Rumah Pintar Pemilu (RPP) Menyapa Sekolah. Sasaran prioritas RPP tersebut untuk memberi pemahaman bagi para pemilih pemula yang berstatus masih pelajar.
Selain menyampaikan materi-materi penting yang berhubungan dengan tata pelaksanaan setiap tahapan Pilkada, pihak KPU juga memberi pendidikan tentang bahaya money politic.
“Dalam kegiatan itu, kita tidak hanya menyampaikan tetang tata cara memilih, tapi juga memberikan pemahaman akan bahaya money politic,” kata Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat, Nurbaya Siregar menanggapi Mistar di ruang kerjanya, Jumat (26/10/19).
RPP Menyapa Sekolah, imbuh komisioner KPU itu, sudah berjalan tiga hari. Pertama di SMA Pelita, kedua di SMA Negeri 1 dan Jumat (25/10/19) kemarin di SMA Negeri 2 Kota Pematangsiantar, dan akan terus dilanjutkan ke sekolah-sekolah lainnya. Rencannya Selasa besok ke SMA Negeri 4.
“Target kita ini adalah memberikan pendidikan, pendidikan tentang tata cara memilih bagi para pelajar-pelajar yang akan jadi calon pemilih pemula,” ujar Nurbaya.
Dalam setiap pertemuan, imbuh Nurbaya tak lupa menyampaikan akan bahaya money politic dalam Pemilu.
“Saya selalu menyampaikan pada pemilih, kepada adek-adek itu untuk tolak money politic. Saya selalu gambarkan, apa efek dari yang diterima nantinya jika terlibat money politic,” katanya.
Nurbaya mengajak para pelajar untuk lebih cerdas memaknai dampak buruk atau bahaya money politic, mengajak para pelajar untuk membayangkan akibatnya lima tahun ke depan hanya karena menerima uang ratusan ribu rupiah yang habis dalam satu hari.
Menyinggung sosialisasi bahaya money politic, kata dia, bukan semata menjadi tugas KPU, tapi juga menjadi tanggungjawab kita bersama secara keseluruhan, tanggungjawab dari orang-orang yang menginginkan lahirnya pemimpin berdedikasi tinggi dan amanah.
Sosialisasi RPP Menyapa Sekolah, diakui Nurbaya mendapat respon positif dari para pelajar. Ini kata dia ditandai dari banyaknya pertanyaan yang datang dari pelajar.
Selain bertanya tentang tata cara memilih, tidak sedikit menanyakan bagaimana mengetahui atau mendandai ciri-ciri pemimpin yang baik dan pemimpin yang tidak baik, agar nantinya mereka tidak salah pilih.
Hal ini kata Nurbaya, perlu mengenal figur atau sosok calon pemimpinnya, melihat latar belakanganya, mengetahui pestasi kerjanya, track recordnya para calon pemimpin itu.
Yang pasti katanya, dia selaku menekankan, agar menjauhi yang namanya money politic.
Reporter: Herman
Editor: Herman Maris
