12.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Rokok Elektrik dan Vape Merebak di Siantar

Siantar | MISTAR.ID – Penggunaan rokok elektrik dan vape, belakangan ini semakin banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Di kota Pematangsiantar juga tidak ketinggalan, beberapa tempat seperti cafe atau rumah makan, juga sering terlihat orang menggunakan alat ini.

Putra (23), mengaku sudah setahun menggunakan rokok elektrik dan Vape. Pengakuannya, dengan rokok elektrik vape dia bisa mengurangi kebiasaan merokok tembakau.

“Awalnya memang tidak terbiasa, namun setelah beberapa kali mencoba, akhirnya ketagihan. Tapi bukan berarti saya kecanduan. Akhirnya saya berlih ke rokok elektrik ini,” kata Putra sambil mengisap elektriknya.

Masih kata Putra, rokok elektrik ini juga mengurangi biaya pengeluarannya dari biasanya ketika masih merokok tembakau.

Vape sepertinya sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang cukup melekat terutama pada anak-anak muda. Tren penggunaan rokok elektrik (vape) terus meningkat karena di klaim dapat mengurangi, bahkan menghilangkan kebiasaan merokok tembakau.

Tony, pemakai dan juga salah satu pemilik toko usaha jual rokok elektrik dan vape menjelaskan, bahwa rokok elektrik atau vape tidak bahaya dikonsumsi.

“Rata-rata pemakai rokok elektrik mengatakan enak diisap daripada rokok tembakau. Dada juga tidak sesak, dan tidak lagi kami rasakan sakit di tenggorokan kalau bangun pagi,” ujar Tony ketika disambangi di tokonya Jalan Mufakat Pematangsiantar, Selasa (12/11/2019).

Dia juga mengatakan rokok elektrik dan vape adalah proses penguapan bahan yang memiliki food grade.

Vape terdiri dari sebuah cartridge yang berisi cairan, dan baterai, sebuah elemen pemanas yang dapat menghangatkan dan menguapkan cairan tersebut ke udara.

“Vape juga memiliki rasa yang berbeda-beda. Semua rasa makanan dan buah-buahan. Dan juga sudah memakai label cukai, seperti label cukai rokok tembakau. Jadi saya menjual secara legal. Tingkat nikotinnya pun yang saya jual paling rendah 0,3mg. Ada juga yang pelanggan yang membeli lebih tinggi lagi, tapi sangat jarang yang minta,” ceritanya sambil mengisap rokok elektrik.

Tony sudah memakai rokok elektrik ini sejak dua tahun yang lalu. Namun baru buka usaha setahun ini.

“Sebotol liquid vape dihargai mulai Rp120 ribu. Untuk pemula, sebotol bisa sampai sebulan. Tapi seperti saya seminggu. Dibandingkan saya merokok tembakau,sehari bisa 4 bungkus rokok. Dalam sebulan omset penjualan rokok elektrik ini mencapai 20juta. Dimana setiap seminggu bisa terjual 100 – 200 botol,” jelas Tony.

Jika kehabisan stok barang rokok elektrik atau vape, Tony membelinya dari Kota Medan. Kalau ke perusahaaan industrinya langsung juga bisa, tapi biaya akan lebih besar.(yetty/hm02)

Penulis : Yetty

Editor : Herman Maris

Related Articles

Latest Articles