9.4 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Ratusan Warga Siantar Terpapar Covid-19 Masih Menjalani Isoman, Ini Penjelasan Satgas

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Ratusan warga Kota Pematangsiantar yang terpapar atau terkonfirmasi Covid-19 masih menjalani Isolasi Mandiri (Isoman). Padahal Tempat Tidur (TT) di rumah singgah dan Isolasi Terpusat (Isoter) masih banyak yang kosong.

Berdasarkan data tanggal 12 September 2021 yang diperoleh Mistar, dari 108 TT di rumah singgah Jalan Sisingamangaraja, hanya 5 yang terisi, 103 kosong. Dan dari 400 TT di Isoter Eks Abdi Florensia Jalan Pdt J Wismar Saragih, hanya 16 yang terisi, 384 kosong.

Bila TT kosong di rumah singgah dan isoter dijumlahkan, maka 487 TT masih mengalami kekosongan. Sementara, sesuai penelusuran Mistar dari data lainnya yang juga tanggal 12 September 2021, warga Kota Pematangsiantar yang sedang menjalani Isoman di rumahnya sebanyak 166 orang.

Baca Juga:Isoter Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Medan

Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pematangsiantar, Daniel Siregar ketika dikonfirmasi terkait banyaknya warga terpapar yang menjalani Isoman padahal masih banyak TT yang kosong di rumah singgah dan Isoter Eks Abdi Florensia, mengatakan ada keraguan dari masyarakat soal pelayanan di kedua tempat tersebut.

“Kita sudah melakukan komunikasi kepada salah satu kelompok masyarakat yang dulu menyelenggarakan Isoman. Artinya pelayanan di rumah singgah dan isoter, sudah mencapai pada pelayanan yang maksimal,” ujar Daniel, Senin (13/9/21).

Jaminan terhadap pelayanan yang maksimal itu, kata Daniel, di kedua tempat tersebut sudah ada relawan yang melayani pasien setiap saat, baik itu dari sisi pelayanan non medis yakni untuk kebersihan, maupun pelayanan medis yakni tenaga kesehatan (Nakes) untuk memeriksa kesehatan para pasien.

Baca Juga:Pemkab Simalungun Siapkan Lokasi Isoter Covid-19 di SMPN 1 Gunung Malela

“Relawan Nakes itu tiga shift setiap hari untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pasien secara rutin. Kemudian sarana obat-obatan dan vitamin juga, termasuk oksigen, sudah kita fasilitasi di sana, baik di rumah singgah maupun isoter. Jadi sebenarnya, hanya kekhawatiran pasien untuk mendapat pelayanan yang maksimal itu yang membuat mereka lebih memilih untuk Isoman di rumah,” ungkapnya.

Para pasien yang lebih memilih Isoman di rumah menurut Daniel, lebih disebabkan kurangnya informasi terkait pelayanan di rumah singgah dan di Isoter. “Itu mungkin karena kekurangan informasi terkait pelayanan di kedua tempat tersebut. Jadi melalui media ini, kami sampaikan bahwa pelayanan di sana sudah hampir mencapai angka maksimal dari sisi pelayanan medis dan non medis,” tandasnya.

Berangkat dari itu, lanjut Daniel, bagi warga yang terpapar atau terkonfirmasi positif dengan gejala ringan maupun tanpa gejala diimbau agar bersedia dirawat di rumah singgah dan di Isoter. “Jangan ragu dengan pelayanan di sana,” tukasnya. (ferry/hm12)

Related Articles

Latest Articles