9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Peternak Sapi di Mekar Nauli Siantar Protes Kandang Dipasang Garis Polisi

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Sejumlah peternak di Kelurahan Mekar Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar protes pemasangan garis polisi (police line) di kandang sapi mereka. Pemasangan garis polisi tersebut dilakukan pihak kepolisian saat meninjau hewan ternak suspek penyakit mulut dan kuku (PMK), Rabu (29/6/22).

Hal itu diutarakan beberapa orang peternak lantaran tidak adanya solusi dari pemerintah kota dalam penanganan hewan ternak sapi milik masyarakat yang suspek PMK. Kini beberapa peternak pun sudah melepaskan liarkan hewan ternaknya untuk cari makan di lahan perkebunan.

“Kemarin sempat satu hari kita kereng (kandangkan). Tapi karena tidak ada solusi, sapi (lembu) sudah dilepaskan untuk cari makan,” ujar Supri (54) peternak sapi yang ditemui, Rabu (29/6/22) siang, hari ini.

Baca juga: Sumut Butuh 2,2 Juta Vaksin PMK, Dinas Peternakan Ajukan ke Kementan

Lanjut Supri kembali, pihalnya sudah mengobati sapi miliknya yang sempat sakit dengan gejala PMK. Adapun obat-obatan yang diberikan tersebutpun merupakan obat tradisional seperti jamu yang diolah dengan campuran gula merah dan madu.

“Saya punya 45 ekor sapi, ada 15 ekor yang suspek PMK. Tapi sekarang tinggal 7 ekor saja yang sakit dan lainnya sudah sehat setelah diberi jamu,” kata Supri kembali.

Dijelaskan Supri lagi, alasan pihaknya melepaskan hewan ternaknya dari kandang tersebut dan jika hewan yang sakit tetap dibiarkan di kandang, maka akan bertambah sakit.

“Kalaulah yang sakit tetap kita biarkan di kandang. Tentu sapi yang kukunya sakit akan bertambah parah, karena kandang lantainya semen kan keras. Kalau dikandang saja, tentu panas kena matahari. Kalau kita lepaskan, tanah itu kan lembek jadi kukunya tidak sakit,” ujarnya.

Sejauh ini kata Supri kembali, pemerintah belum ada memberikan obat-obatan dan sampai saat ini masih sebatas imbauan. Diakuinya kembali, beberapa hewan ternak miliknya sudah diberikan suntikan vitamin dan juga antibiotik.

Baca juga: Satgas PMK Temukan Ternak Diangkut Bus di Asahan

“Tadi juga sudah kusuntik sapiku. Suntikan itu ada vitamin dan juga antibiotik. Kusuntik setelah dapat saran dari dokter hewan yang di Simalungun,” ungkap Supri kembali.

Pantauan Mistar.id di lokasi, hanya beberapa saja peternak yang tidak melepas liarkan sapi dan tetap dikandang. Hal itu dilakukan karena jumlah sapi milik peternak tidak begitu banyak.

“Kalau macam kami ini, bisalah kami kandangkan karena jumlahnya sedikit. Kalau yang banyak itu gimana mau diaritkan rumputnya,” ujar warga lainnya yang ditemui di Kelurahan Mekar Nauli, Kecamatan Siantar Marihat.

Lanjut Supri kembali, alasan lainnya mengata keberatan dengan pemasangan garis polisi tersebut pun berdampak buruk terhadap anggapan orang-orang yang melihatnya.

“Kalaulah orang awam yang melihat, tentu di pikiran mereka sapi milikku bermasalah. Padahal tidak, kubuka saja garis polisi itu. Sekarang kusimpan itu di rumah,” pungkas Supri.

Baca juga: Percepat Penyembuhan PMK, Kapolda Sumut Minta Posko PPKM Diaktifkan

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) dan Pertanian Kota Pematangsiantar, Ali Akbar ketika diwawancarai menyampaikan, sejauh ini 138 ekor sapi di Kelurahan Mekar Nauli masih suspek PMK dan belum positif.

“Masih suspek yang 138 ekor di Kelurahan Mekar Nauli. Belum diambil sampelnya, pihak Veteliner Medan sudah dikontak, namun belum datang, kita belum bisa dipastikan kapan mereka untuk mengambil sampel,” ujar Ali akbar,  Rabu (29/6/22).

Sejauh ini sambung Ali Akbar kembali, ternak sapi masih yang positif PMK tersebut pun masih berada di Kelurahan Tambun Nabolon, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar.

Dijelaskan Kadis Ketapang dan Pertanian lagi, pemasangan garis polisi terhadap sembilan kandang sapi milik masyarakat di Kelurahan Mekar Nauli tersebut merupakan kebijakan dari pihak kepolisian. “Kalau garis polisi itu agar tidak keluar, itu kebijakan dari pihak kepolisian,” pungkasnya. (hamzah/hm09)

Related Articles

Latest Articles