9.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Pembangunan Jalan Tol Siantar-Parapat Terkendala Perkuburan

Medan | Mistar – Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Slamat Rasidi Simanjuntak mengatakan, proyek pembangunan jalan tol Pematangsiantar-Parapat masih mengalami sejumlah kendala. Salah satunya karena di kawasan yang akan dibangun jalan tol itu banyak kuburan dan rumah penduduk.

Hal itu dikatakan Rasidi saat menjadi pembicara seminar nasional Lustrum XII dan Reuni Akbar, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU). Kegiatan yang berlangsung di Auditorium USU, Jalan Dr Mansyur Medan, Rabu (16/10/19) ini, dihadiri ratusan mahasiswa dan alumni mahasiswa teknik USU.

“Ada dua seksi pembangunan jalan tol Pematang Siantar-Parapat. Yakni Pematangsiantar-Simpang Saribu Dolok dan Saribu Dolok-Parapat. Saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan,” kata Rasidi.

Selain areal perkuburan, masalah lainnya adalah karena kontur alam yang berbukit. Dijelaskannya, pentingnya pembangunan jalan tol dengan panjang total 39 km ini, untuk mendukung pembangunan wisata Danau Toba yang saat ini menjadi superprioritas.

“Pemerintah sudah mengalokasikan dana Rp4,1 triliun untuk itu. Harapannya untuk meningkatkan pariwisata yang bertujuan mensejahterakan masyarakat,” jelasnya.

Ditambahkan Rasidi, pemerintah juga sedang mengkaji usulan pembangunan jalan fly over Medan-Berastagi yang diusulkan Ikatan Cendikiawan Karo. Namun usulan itu masih dibahas, termahal alokasi penganggarannya.

“Mungkin Januari 2020, studi tentang itu rampung. Mudah-mudahan disetujui,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Sumatera Utara (Sumut) Umar Zunaidi Hasibuan, mengajak mahasiswa kritis terhadap proyek-proyek pembangunan yang saat ini gencar dilakukan pemerintah.

“Misalnya jalan tol, apakah benar-benar bermanfaat bagi ekonomi masyarakat, atau sekadar mempermudah akses transportasi saja. Ini bagian yang harus dikritik mahasiswa, khususnya mahasiswa teknik USU,” katanya.

Dikatakan Umar, ada beberapa indikasi untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Di antaranya investasi, inflasi dan sumber daya manusia.

“Dari ketiga ini, mahasiswa berada di aspek sumber daya manusia. Makanya mahasiswa harus kritis dalam mengkritik pembangunan sebagai masukan,” jelasnya.(jones/hm02)

Related Articles

Latest Articles