9.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Menyaring Rupiah dari Masker

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Himpitan ekonomi di berbagai sektor dampak pandemi Covid-19, tidak menyurutkan usaha sebagian orang untuk terus bergerak mencari uang. Di Pematangsiantar, pandemi Covid-19 yang mengharuskan setiap orang mengenakan masker menjadi peluang usaha bagi Riando dan Yenda Sarumpaet.

Walau terkesan pedagang dadakan, tapi usaha sejenis itu semakin ramai terlihat di Jalan Gereja menuju Kota Wisata Parapat.

Dua nama di atas bukanlah pedagang yang banting setir dampak corona. Keduanya remaja, warga Jalan Matio Pematangsiantar dan masih duduk di bangku sekolah. Walau berjualan masker, tetap saja mereka tidak lupa untuk tetap belajar. Buktinya, Riando selalu membawa buku pelajarannya sembari berjualan.

Baca juga: WHO Rekomendasikan Masker Wajah Kain Bagi Pengguna Area Publik

“Di sini juga bisa belajar. Malahan seru, tidak bosan di rumah. Sekalian bisa cari uang untuk tambahan uang jajan dan bantu orang tua,” ungkapnya. Tangannya terlihat memegang buku yang sebelumnya dibaca sambil menunggu pembeli.

Sejak pandemi Covid-19, mereka mengetahui banyak orang mencari masker.
Mereka melihat fenomena penggunaan masker itu menjadi satu peluang usaha, apalagi sekolah juga masih diliburkan.

Dari beberapa pedagang masker di Pematangsiantar menyebutkan, masker kain yang mereka jual masih berasal dari para perajin di kota ini. Harga tiap masker dibandrol bervariasi, mulai Rp5000 sampai Rp20.000. Bahan dan kwalitas masker ikut memengaruhi.

Melihat peluang berjualan masker masih menjanjikan, S Napitupulu, yang sebelumnya berjualan sarapan pagi beralih menjual masker. Menurutnya, berjualan masker ternyata bisa mendatangkan untung yang lumayan. Dalam sehari, dia bisa mendapat keuntungan bersih sebesar Rp50.000.

Baca juga: TNI Tertibkan Warga Tak Pakai Masker, Sejumlah Pengendara Dihentikan

Napitupulu mengatakan, sebelumnya dia berjualan sarapan pagi di salah satu sekolah di sekitar daerah tempat tinggalnya itu. Akibat pendemi Covid-19, sekolah terpaksa ditutup, dan berdampak terhadap usahanya.

“Apalagi ada imbauan pemerintah di rumah saja, orang pun malas sarapan di luar. Di rumah bisa masak sendiri,” katanya kepada Mistar, Sabtu (13/6/20).

Para pedagang masker itu semakin semangat berjualan, karena sepertinya mendapat dukungan dari pemerintah. Mungkin karena berkaitan dengan imbauan protokol kesehatan, Satpol PP yang kerap mengimbau sepanjang jalan bersih dari pedagang, sepertinya memberi toleransi untuk penjual masker. Pasukan penegak Perda Kota Pematangsiantar itu, hanya mengimbau pedagang jangan terlalu dekat ke badan jalan.

Hal itu dialami Iwan Nainggolan. Lapak maskernya di Jl Gereja itu kerap disambangi Satpol PP, tapi sekedar mengimbau agar tidak mengganggu kepentingan umum selama berjualan. Kepada Mistar dia juga mengakui senang berjualan masker di tepi jalan itu.

Baca juga: Siantar Zona Merah Corona, Perbatasan Dijaga Ketat, Warga Wajib Masker

“Lumayan, apalagi sekarang masker sudah banyak bahan, corak dan modelnya. Yang paling diminati bahan kain karet, kayak masker yang sering dikenakan artis Korea itu,” jawabnya sambil tertawa.

Menjamurnya pedagang masker kain di sepanjang Jalan Gereja itu mendapat respon yang baik dari pembeli. Ditemui Mistar saat memilih masker, Leonard mengatakan, dia lupa membawa masker ke sekolah untuk mengantar buku paket.

“Gak khawatir lagi kalau cari masker. Sudah banyak yang jualan masker. Kalau dulu susahnya minta ampun, mahal lagi. Sekarang selain gak mahal juga gak repot balik lagi pulang ke rumah untuk mengambil masker,” tuturnya.(yetty/hm03)

Related Articles

Latest Articles