7.5 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

“Kurikulum Jangan Malah Bikin Susah Siswa dan Orangtua…!”

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Beberapa hari yang lalu, kasus seorang ibu yang tega membunuh anaknya yang berusia delapan tahun. Masalahnya sepele, anaknya susah diajari pelajaran online. Sang ibu tidak sendirian, ayahnya juga ikut turut membantu menguburkan anak tersebut secara diam-diam.

Kejadian tersebut mendapat beragam respon dari masyarakat. Salah satunya anggota Ferry SP Sinamo, Komisi II DPRD Pematangsiantar. Dia menyayangkan kejadian tersebut karena berpotensi menjadi tekanan psikologis bagi siswa dan orang tua dalam melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Katanya, satu sisi pembelajaran daring memiliki kelebihan. Salah satunya, dapat menekan penularan Covid-19 pada anak-anak. Di sisi lain yang harus diperhatikan adalah belajar dari rumah membutuhkan kesabaran dan tingkat kedisiplinan yang cukup tinggi dibandingkan dengan sekolah. Apalagi cara penyesuaian materi ajaran yang tidak sama antara guru di sekolah dengan orangtua di rumah.

Baca juga: KPAI : Belajar Daring, Banyak Siswa Stres Hingga Putus Sekolah

“Di masa darurat saat ini, Dinas Pendidikan seharusnya membuat kurikulum itu tidak sama dengan sebelumnya. Disederhanakan tapi tidak mengurangi kualitas pelajaran tersebut. Jangan malah bikin susah siswa maupun orangtua. Sebab tidak semua orangtua itu sama pemikirannya. Jelas, cara penjelasan pada anak-anak yang belajar di rumah pun berbeda-beda. Tak semua orang mampu seperti guru di sekolah,”ucapnya, Minggu (20/9/20).

Menurut Ferry, sebelum pemerintah menerapkan PJJ dan juga dalam jaringan (daring), 70% para guru yang mendidik anak-anak dan 30% dari rumah ataupun para orangtua. Tapi sekarang dimasa pandemik ini sebaliknya, orangtua yang lebih optimal mengajari anak-anaknya.

“Pihak sekolah juga perlu memberikan pemahaman kepada orang tua yang membimbing siswa belajar di rumah. Jangan hanya memberikan tugas dan hafalan materi kepada siswa selama proses PJJ,” tegas Ferry.

Sehingga, ada orang tua siswa yang berharap anaknya segera kembali ke sekolah, akibat ketidaksanggupannya ataupun tidak sabar mengajarkan pelajaran-pelajaran di sekolah. Tapi ada juga yang tidak sepakat kegiatan belajar secara tatap muka diberlakukan karena alasan kesehatan. Belum lagi faktor lain seperti ekonomi yang mendera para orangtua dimasa pandemi corona ini.

Baca juga: Internet Belajar Online Sulit, Disdik Dan Pemnag Buat Wifi

“Kejadian ini harus menjadi peringatan keras bagi kita semua, baik dari Dinas Pendidikan maupun orangtua. Mengimbau agar para orangtua harus sabarlah menghadapi semua ini. Sebelum turun tangan mengajar atau berinteraksi dengan anak, lepaskan dahulu stresnya,”tutupnya.

Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar melalui Kabid Paud dan Pendidikan Menengah, Lusamti Simamora mengatakan bahwa kualitas guru sesungguhnya berperan besar dalam capaian pendidikan siswa. Jika sebuah kelas diajar guru dengan kualitas baik, capaian pendidikannya bisa meningkat dengan baik pula.

“Kejadian tersebut memang menjadi pelajaran bagi kami Dinas Pendidikan. Ke depannya nanti sepertinya akan ada wacana perubahan pada kurikulum. Semua ini tergantung dari pemerintah pusat,”jawabnya.

Harapannya, kurikulum baru tersebut bisa mendorong guru mengidentifikasi siswa dan mengajar sesuai kemampuan mereka. Dia meminta pihak sekolah maupun guru agar memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengoptimalkan PJJ. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles