11.8 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Kak Seto: Kasus Anak Dilarikan Ibu ODGJ Perlu Sentuhan Pemerintah dan Masyarakat

Kasus anak yang dibawa kabur oleh ibunya sendiri yang berstatus Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menjadi perhatian masyarakat. Rasa prihatin muncul karena sang ibu dikabarkan sempat melakukan penganiayaan. Disisi lain kondisi si ibu juga memprihatinkan karena mendapat tekanan jiwa setelah ditinggal oleh suaminya.

Terkait hal tersebut, Seto Mulyadi atau lebih kenal Kak Seto yang kini selaku Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengatakan, dengan kondisi ibunya dari si anak yang alami ODGJ harus ada perhatian dari tetangga dan pemerintah setempat.

“Ini kan menyangkut si anak. Tentu kalau melindungi anak perlu orang Sekampung. Dan kalau disadari ada yang gangguan jiwa tetangga ya perlu melapor untuk mencek kesehatan jiwanya dan kesehatan sianak,karena ini konteksnya untuk perlindungan anak,” ujar Kak Seto yang dibubungi MISTAR.ID, Rabu (7/7/21).

Baca juga: Ibu ODGJ Bawa Kabur Balitanya Pasca Ditinggal Pergi Suami

Tidak hanya itu saja, pemerintah setempat harus berperan aktif untuk memperkuat kerukunan ditengah masyarakat. Prilaku keperdulian bersama itu harus dijunjung tinggi. Perlindungan anak bukan hanya dari pemerintah, keterlibatan dari masyarakat itu sendiri disamping keluarga harus lebih ditingkatkan.

“Jadi didalam keluarga bukan hanya ayah/ibu dan anak-anak saja, dan tetapi keluarga dalam tanda kutip, tetangga kiri kanan. Tetangga kiri dan kakan dari RT dan RW marilah tingkatkan keperduliannya agar hal serupa tidak terulang kembali dan si ibu dari sianak tak lagi membawa anaknya,” ujarnya.

Baca juga: Dinsos P3A Siantar Selamatkan Bayi yang Dibawa Kabur ODGJ

Lanjut Kak Seto kembali, di tengah wabah virus Corona (Covid -19) saat ini, tindakan atau perbuatan kekerasan terhadap anak dan perempuan meningkat, salah satunya pemicunya masalah ekonomi sehingga munculnya konflik didalam rumah tangga.

“Di era pandemi Covid-19 saat ini prilaku kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat. Ini problemnya adalah karena banyak yang stres terutama pada orang tua. Stres masalah ekonomi,” ungkap Kak Seto kembali.

Dari pernasalahan ekonomi tersebut, dapat memicu konplik ayah dan ibunya yang
berdampak sangat komopleks sehingga angka percerayan meningkat. “Jika ada ayah dan ibu konplik, tetangga harus peduli untuk menengahi. Sehingga permasalahan itu tidak berlarut-larut,” ucapnya.

Kak Seto menghimbau kepada masyarakat agar kembali mengedepankan sikap gotong-royong dan diberdayakan kembali sehingga ditengah-tengah masyarakat timbul rasa keperdulian bersama.

“Kita terkenal dengan masyarakat yang gotong royong diberdayakan kembali dilingkungan masyarakat. Kalau sikap gotongroyong itu jalan dan akan timbul rasa keperdulian diantar sesama warga. Jika rasa keperdulian ditengah masyarakat timbul, tentu kejadian ibu yang mambawa anaknya itu dapat teratasi,” pungkasnya seraya mengatakan agar masyarakat di seluruh Indonesia tetap mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid -19. (hamzah/hm06)

Related Articles

Latest Articles