9.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Januari-Agustus 2022, 8 Orang Meninggal Akibat DBD di Kota Siantar

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Kasus penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Pematang Siantar dinyatakan kejadian luar biasa (KLB) dengan penyebaran hampir seluruh kecamatan zona merah kasus demam berdarah dengue.

Status KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan titik penyebaran delapan kecamatan telah dilakukan kegiatan penanganan, sehingga angka kesembuhan drastis meningkat di Pematang Siantar.

Sesuai data kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Pematang Siantar sampai dengan 3 Agustus 2022. Terdapat dua orang masih dirawat dan 3 orang lainnya dinyatakan sembuh dari penyakit demam berdarah.

Baca juga: Kasus DBD Masih tinggi di Simalungun, 4 Meninggal dan 148 Terpapar

“Jumlah keseluruhan terhitung Januari sampai 2 Agustus 2022, angka kesembuhan sebanyak 364 orang dan yang dirawat 14 orang. Sementara untuk yang meninggal dunia 8 orang,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Kominfo Pemko Pematang Siantar, Johannes Sihombing dikonfirmasi, Rabu (3/8/22).

Diketahui, Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar mulai melakukan upaya pencegahan meningkatnya penyakit yang disebabkan nyamuk tersebut. Gerakan Sapu Bersih (Saber) Jentik dalam rangka mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dibentuk Pemko Pematang Siantar, Kamis (18/7/22) lalu,  telah dievaluasi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pematang Siantar Budi Utari Siregar dan Kasat Pol PP Robert Samosir.

Menurut Johannes, evaluasi kegiatan akan dilakukan satu kali dalam dua minggu. Sedangkan saran dan kesimpulan rapat tersebut antara lain, penanganan DBD harus dilakukan secara masif dengan melibatkan multi sektor terkait.

Baca juga: Kasus DBD di Siantar Mulai Menurun

Kemudian, dilakukan gotong-royong serentak melibatkan seluruh lapisan masyarakat seperti menggiatkan edukasi terhadap masyarakat menekan jumlah pasien dan apabila ada masyarakat suspek DBD serta terkendala BPJS, agar segera memanfaatkan fasilitas-fasilitas kesehatan milik Pemko Pematang Siantar dalam pemberian pengobatan.

“Selanjutnya, program setiap rumah menanam tanaman serai atau lavender sebagai bahan baku untuk menghalau perkembangan nyamuk; membuat jalur komunikasi yang efektif ketika menerima informasi pasien suspek, terutama dari rumah sakit di Kota Pematang Siantar; dan Puskesmas di kelurahan,” kata Johannes. (hamzah/hm09)

Related Articles

Latest Articles