10.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Iyong Ciptakan 350 Unit Miniatur Becak Siantar

Siantar | MISTAR.ID – Cerita kerajinan rumah tangga di Kota Pematangsiantar? Ada satu yang unik dan sangat menarik. Adalah moda transportasi roga tiganya, becak BSA atau Birmingham Small Arms.

Motor tua bermesin besar 350 cc hingga 500 cc itu, lambat laun mulai berkurang.

Mungkin karena menyadari ini, membuat Diyong Muhammad Damanik tidak ingin generasi setelahnya tidak mengenal ikon Kota Pematangsiantar itu.

Pria yang sering disapa Iyong itu, menjadi perhataian banyak orang, setelah berhasil membuat kerajinan luar biasa, yakni miniatur BSA.

“Awalnya saya sering membuat miniatur bus antar provinsi. Kebetulan saya juga ikutan komunitas pembuat miniatur bus, khususnya bus Sumatera saja. Becak Siantar adalah salah satu ikon di Pematangsiantar, tapi sudah mulai hilang satu persatu. Dengan sering ngumpul bareng dengan anggota komunitas, muncullah ide-ide untuk membuat karya sendirinya, yakni becak Siantar,” kata Iyong kepada Mistar, Sabtu (9/11/19).

Dengan tangan kreatifnya, dia pun mampu mengabadikan BSA mini berslaka 1:18. Bentuknya sangat mirip dengan aslinya.

“Ada tantangan tersendiri bagi Iyong dalam memproduksi miniatur becak. Setiap sisi dari becak, akan saya foto jadi miniatur yang saya buat sebisa mungkin, hingga mirip dengan aslinya,” ujarnya.

Miniatur ini pun menjadi oleh-oleh khas Kota Pematangsiantar. Bahan untuk membuatanya pun, sangat sederhana, seperti bahan pipa paralon, kayu, kawat dan busa.

“Bahannya tidak susah mendapatkan. Terkadang saya dapat dari sisa puing bangunan yang tidak digunakan lagi. Seluruhnya saya kerjakan sendiri, tidak ada yang menggunakan alat bantu mesin, semua secara manual, sepenuhnya buatan tangan, baik mencetak maupun pewarnaan,” ujar Iyong.

Sudah tiga tahun lebih iyong menekuni usaha ini. Untuk pembuatan satu unit miniatur, Iyong hanya membutuhkan waktu dua hari. Karya ciptaanya sudah mencapai 350 miniatur BSA. Dengan harga jual sekira Rp300 ribu per unit. Untuk memasarkannya, Iyong dibantu reseller.

“Dulu saya juga sering memasarkan sendiri, tapi respon pembeli sedikit. Walaupun itu saya coba juga melalui sosial media. Akhirnya saya dapat kenalan, dan dialah akhirnya yang membantu memasarkan miniatur ini,” jawab iyong.

Selama ini penjualan masih di pasar daerah Sumatera. Selebihnya memang ada yang dari luar kota. Bahkan dulu pernah turis membawa miniatur becak Siantar ke negaranya.

“Mudah-mudahan pemerintah kota Pematangsiantar melihat usaha saya ini. Setiap tamu yang datang diberikan cendramata miniatur becak Siantar,” harapnya sambil tertawa.

Di dalam rumahnya juga terlihat miniatur rumah adat Simalungun. Ternyata sebelum menekuni pembuatan becak Siantar, Iyong juga membuat miniatur rumah adat.(yetty/hm02)

Penulis: Yetty
Editor : Herman Maris

Related Articles

Latest Articles