9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Irigasi Longsor di Simalungun, Puluhan Hektar Sawah di Siantar Terancam Kekeringan

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Akibat saluran irigasi longsor di wilayah Kabupaten Simalungun, persisnya mulai dari pintu air Silahuan yang sudah ada sejak tahun 1906, puluhan hektar lahan persawahan yang diusahai petani di Sianjur, Kecamatan Simarimbun, Kota Pematangsiantar, terancam mengalami kekeringan.

Salah seorang petani, Patar Silalahi, warga Sianjur kepada mistar.id usai meninjau lokasi longsor bersama pihak BPBD Kota Pematangsiantar, Sabtu (21/5/22) mengatakan bahwa persawahan yang terancam kekeringan itu sebenarnya sudah terjadi sejak puluhan tahun silam.

“Ini sudah puluhan tahun, mulai dari oppung (kakek)-ku, bapakku pun sudah (longsor) kek gini (seperti ini, red). Sudah beberapa kali kami sampaikan sama pemerintah, tapi responnya kurang baik, malah kemarin kami disuruh demo ke DPRD,” cecar Patar yang terlihat senang ketika ia diajak meninjau ke lokasi.

Baca Juga:Saluran Irigasi Longsor, Pembagian Air untuk 150 Hektar Persawahan di Manik Rejo Simalungun Terganggu

“Terima kasihlah sama pemerintah, terutama sama ibu wali kota yang sudah cepat merespon dengan memerintahkan bapak-bapak BPBD ini untuk meninjau langsung kemari. Mudah-mudahan ini jadi awal yang baik ke depannya, supaya sawah kami bisa lancar dialiri air,” tuturnya setengah berharap dalam bahasa daerah.

Diceritakan Patar, sejak saluran irigasi yang mengalirkan air ke lahan persawahan mereka mengalami longsor, para petani di Sianjur mengairi lahan persawahannya dengan mencuri-curi air. “Kami terpaksa harus mencuri air dengan membocori saluran air dari sawah petani lainnya,” ujarnya.

Meski sudah mencuri-curi dari saluran air sawah petani lain, kata Patar, sejak longsornya saluran irigasi itu, banyak lahan yang diusahai petani menjadi lahan tidur dan ada juga yang hanya ditanami ubi dan jagung. Saat ditanya berapa hektar lahan pertanian di Sianjur, Patar bilang sekitar 50 hektar. “Kalau tak salah sekitar 40 ke 50 hektar,” ungkapnya.

Baca Juga:Longsor Saluran Irigasi di Desa Kebun Sayur Siborna Ancam Keselamatan Warga

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD), Robert Samosir yang dikonfirmasi mistar.id mengenai langkah yang akan dilakukannya setelah melakukan peninjauan langsung ke lokasi longsor, mengatakan pihaknya terlebih dulu akan melaporkan hasil tinjauan mereka kepada Plt Wali Kota Pematangsiantar, dr Susanti Dewayani.

“Setelah kita laporkan kepada Bu Wali, kita akan segera melakukan kajian, dan secepatnya kita akan melakukan koordinasi kepada pihak Pemerintah Kabupaten Simalungun. Kita juga akan melakukan konsultasi kepada pemerintah provinsi, bagaimana supaya irigasi yang longsor itu bisa dibangun kembali dalam waktu dekat ini,” tutur Robert yang mengaku langsung diperintahkan Plt Wali Kota untuk turun ke lapangan.

Baca Juga:BPBD Simalungun Survei 5 Lokasi Longsor

Sebelumnya, berdasarkan pantauan, pintu air Silahuan tidak memiliki pintu lagi. Pintu itu diduga sengaja dilepaskan untuk menghindari longsor yang lebih besar di aliran saluran irigasi yang sudah longsor. Seperti disampaikan Patar. “Itu mungkin sengaja dilepas pintunya, supaya longsor yang sudah terjadi tidak semakin meluas,” ungkapnya.

Dan pantauan lainnya, titik lokasi longsor yang mengakibatkan saluran irigasi tidak mengalirkan air lagi ke lahan persawahan di Sianjur, hanya berjarak sekitar 50 meter dari pintu air Silahuan.(ferry/hm15)

Related Articles

Latest Articles