9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Ini Tanggapan Warga dan Pedagang di Siantar Soal Minyak Goreng Satu Harga

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pemerintah mengeluarkan kebijakan satu harga minyak goreng Rp14 ribu per liter. Tetapi fakta di lapangan ternyata berbeda. Penyesuaian harga tersebut belum terjadi di pasar tradisional, hanya di ritel modern yang menjadi anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).

Malah ada retail yang menerapkan member syarat tertentu untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga Rp14.000 per liter.

Warga pun berpikir, bahwa kebijakan tersebut hanya sebatas ucapan atau janji, yang faktanya perbedaan harga minyak goreng masih terjadi. Terutama di pasar tradisional harga tidak sama.

Baca Juga:Pedagang Pasar Horas Komplain Harga Minyak Goreng Turun, Kadis Perindag Buka Suara

“Katanya minyak goreng sudah sama semua harganya jadi Rp14 ribu per liter, tak betul pun. Hanya janji ajanya itu. Cuma di Alfamart dan Indomaret ajanya itu. Ini aku baru beli masih Rp18.000 ukuran seliter,” ungkap Rahmat, salah seorang konsumen yang sedang berbelanja di salah satu pasar tradisional di Kota Pematangsiantar.

Pria yang berjualan cakwe di Jalan Volly ini, juga mengetahui pemerintah akan menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng adalah Rp11.500 per liter.

“Waduh, yang harga Rp14.000 saja susah dapatnya, apalagi harga Rp11.500. Ini aja aku harus pakai kartu member beli di Siantar Plaza. Mau beli lagi, tak dikasih. Disuruh besok lagi. Terpaksa beli yang dari pasar lah,” katanya dengan nada kecewa.

Baca Juga:Disperindag Sumut Pastikan Harga Minyak Goreng Dijual Rp14.000 Per Liter

Di tempat terpisah, para pedagang yang berada di pasar-pasar tradisional mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan seluruh pedagang menerapkan harga minyak goreng Rp14.000 per liter.

“Bagaimana kami mau buat harga Rp14.000, sedangkan harga beli kami pada agen sudah mahal. Apalagi stok masih banyak,” ucap Susi (47), seorang pelaku usaha kebutuhan pokok di pasar tradisional Dwikora, Sabtu (29/1/22).

Susi hanya bisa pasrah jika minyak goreng yang ia miliki tidak laku terjual karena konsumen beralih ke ritel modern. Bagaimana pun, katanya, pemerintah seharusnya bisa lebih bijak memberikan keputusan. Jangan hanya berpihak sebelah, sebab kamipun berjualan untuk cari makan, bukan hanya mencari keuntungan semata.

Baca Juga:Hore..! Harga Minyak Goreng Kini Rp14 Ribu Per Liter

“Kami setuju saja tentang kebijakan tersebut, asalkan pedagang tetap bisa mengambil untung jika kebijakan minyak goreng Rp14.000 per liter diterapkan di pasar,” pungkas Susi.

Di tempat terpisah, salah seorang pedagang mengaku bingung karena kesulitan menjual minyak goreng stok lama dengan harga beli sesuai pasar. Namun, bila memaksakan menjual Rp14 ribu per liter sesuai anjuran pemerintah, ujungnya malah merugi.

“Kayak mana mau jual Rp14 ribu kak, gimana stok kami yang lama ini, yang harganya kami beli cukup tinggi? Masak kami mau jual rugi saja,” ujar Sutrisno (36), pedagang sembako di pasar tradisional Dwikora.

Baca Juga:Harga Minyak Goreng, Ayam dan Telur Mahal, KPPU Lakukan Pengawasan

Dia mengaku terus menjual minyak goreng dengan harga yang berbeda-beda berdasarkan merek minyak goreng tersebut. Sedangkan minyak goreng curah tetap dijual Rp19.000 per kilogram. Daripada jual rugi, Sutrisno memilih untuk menjual minyak goreng sesuai harga beli.

Dia yakin usahanya tetap akan berjalan meski di ritel modern telah menjual harga minyak goreng jauh lebih murah dibandingkan di tempat usahanya. Bahkan, konsumen yang datang ke tempat usahanya tidak berkurang walaupun harganya berbeda.

“Justru warga kesal karena katanya di minimarket juga langka atau malah antre lama dan prosedurnya ribet pakai kartu member,” katanya. (yetty/hm14)

Related Articles

Latest Articles