6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

HUT Guru ke 75, Ini Tanggapan Ketua PGRI Siantar

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Pematangsiantar Rosmayana Marpaung mengatakan, guru sekarang dituntut dapat menjadi kombinasi pembelajaran, pengembang kurikulum maupun pengembang alat evaluasi sebenarnya seperti teknologi saat ini, sehingga mempunyai inovasi dan kreativitas dalam memberikan pelajaran.

Hal itu dia ungkapkan usai peringatan Hari Guru Nasional (HGN) yang bersamaan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Gedung Serba Guna BPPD Pematangsiantar.

Diterangkannya, tema Hari Guru Nasional ke-75 Tahun 2020 yaitu, “Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka Belajar”.

“Kebetulan Kota Pematangsiantar itu sudah kita canangkan dari tahun 2019 bahwa ada Siantar Merdeka Belajar. Disini guru-guru kita pacu untuk membuat atau melaksanakan daripada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang bisa membangkitkan semangat dari pengajar maupun peserta didik,” ucapnya, Rabu (25/11/20).

Baca Juga:GURUKU TERSAYANG

Di samping itu, sambungnya, Kemendikbud pada tahun 2021 akan menyelenggarakan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen tersebut tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam ujian nasional, melainkan melakukan pemetaan terhadap dua kompetensi minimum siswa, yakni dalam hal literasi dan numerasi.

“Alhamdulillah, pada tahun ini di tengah kondisi pandemi Covid-19 masih berlangsung, kami berhasil menghimpun guru dan siswa untuk mengimplementasikan literasi. Karena literasi ini merupakan salah satu bagian dari Asesmen Kompetensi Minimal sebagai pengganti UN nantinya,” jelas dia.

Baca Juga:Gubernur Sumut Peringati Hari Guru di Makam Pahlawan

Salah satu wujud dari literasi pada Siantar Merdeka Belajar tersebut adalah menulis. Dimana, sudah lahir sebanyak 30 judul buku yang berisi cerita, puisi, jurnal, dan tulisan tentang pendidikan, terutama pada masa pandemi Covid-19 ini.

Selain itu, kata Rosmayana, pemanfaatan teknologi yang memiliki relevansi kuat dengan kondisi aktual saat ini, sebagai alat penunjang kegiatan belajar mengajar yang bersinergi menciptakan semangat belajar yang merdeka, guna memberikan hasil yang terbaik untuk dunia pendidikan di Kota Pematangsiantar.

“Seperti yang pernah diucapkan oleh Bapak Nadiem Makarim bahwa merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir. Dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di murid,” tegas Rosmayana.(yetty/hm10)

 

Related Articles

Latest Articles