10.6 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Hany Gadis Cantik Penderita Hidrosefalus Butuh Uluran Tangan, Tonton Videonya

Sumber Video: Wartawan Mistar.ID

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Gadis cantik berusia 20 tahun, bernama Sukma Adhany warga jalan Meranti Kelurahan Kahean Kecamatan Siantar Utara, ini harus menjalani kenyataan pahit bergelut dengan penyakit pembesaran kepala atau hidrosefalus di usianya yang masih belia.

Ketika Mistar menyapanya, tampak ekspresi wajah gadis itu begitu ceria, lepas, tanpa beban, tersenyum sangat lebar seraya membalas sapaan tadi. Tidak ada rasa sakit sedikitpun terbersit di wajahnya, meski ukuran kepalanya sudah melebih tiga kali ukuran anak seusianya.

Menurut keterangan dari sang ibu, Sakidah (55), bahwa anaknya ini sudah mengalami penyakit tersebut dari sejak lahir. Ia pun hanya pasrah dan berdoa. Pada saat itu ia berharap semoga Hany bisa diobati dan tumbuh berkembang seperti umumnya anak seusia dia.

“Bapaknya pergi meninggalkan kami sejak Hany masih berumur balita. Entah apa sebabnya, suamiku bersikap demikian,” ujar wanita itu, sembari mengenang saat Hany lahir sudah didiagnosis dokter menderita penyakit hidrosefalus, Rabu (18/11/20).

Baca Juga:Pak Siregar Penderita Luka Bakar Dapat Bantuan dari TBR

Saat itu, lanjutnya, dokter sudah menyarankan agar Hany harus segera dioperasi untuk mengurangi kepalanya membesar dan dapat memulihkan ukurannya kembali normal. Setiap orangtua memiliki keinginan terbaik untuk anaknya, namun keterbatasan ekonomi menjadi halangan dalam mewujudkan keinginan tersebut.

Dia menjelaskan, kalau tidak dirawat menurut dokter, anak ini akan mengalami gangguan pada tubuhnya, terutama pada kepalanya yang terus membesar, akan tetapi biayanya tidak ada dan anaknya ini dibawa pulang ke rumah.

“Hany hanya bisa ke kamar mandi sendiri dengan cara ngelangsut. Selebihnya bantuan dari saya. Kedua kakinya tidak berfungsi akibat perkembangannya tidak normal. Bahkan, mata kakinya ada dua buah tiap kakinya. Letaknya berada di dalam bukan bagian luar,” ungkap wanita yang berprofesi sebagai penjahit kain untuk ulos.

Kata Sakidah, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua juga ibunya, ia setiap hari harus bekerja keras mencari nafkah. Apalagi pada kondisi pandemi Covid-19 ini, harga-harga kebutuhan hidup semakin melambung.

Baca Juga:Dua Bau yang Tidak Mampu Dicium Penderita Covid-19

Bantuan BLT Rp300 ribu dari pemerintah tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarganya, terutama kebutuhan Hany. Bantuan yang dikucurkan pemerintah, seperti BLT, PKH, dan kucuran bantuan presiden untuk UMKM, dia coba semuanya demi menyambung kehidupan keluarganya.

Tapi, ia bersyukur sebab Lurah Kelurahan Kahean Budi Saragih masih mau memberikan bantuan beras. Padahal sudah puluhan tahun sebagai warga di daerah tersebut, tidak pernah lurahnya bersikap demikian.

“Kami bersyukur lurah sekarang mau mendengar kami. Pasalnya, sejumlah warga menilai layanan masyarakat di kantor kelurahan lebih baik sekarang dibanding sebelumnya,” ketus dia.

Walaupun sudah terlihat tua renta, semangatnya untuk mencari nafkah patut diacungi jempol. Berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan kebutuhan Hany, anak semata wayangnya dapat terpenuhi.

Baca Juga:Penderita Diabetes Tipe 2, Minum ini Saat Sarapan Stabilkan Kadar Gula

“Saya berharap bantuan para dermawan yang mau mengulurkan bantuannya. Saya tidak ingin Hany dioperasi, saya sudah ikhlas lihat dia seperti ini,” kata Sakidah.

Hany sangat ramah pada setiap orang yang datang berkunjung ke rumahnya. Wajahnya selalu menyunggingkan senyum lebar karena bahagia bagi orang-orang yang datang berkunjung lihat dia.

Sang ibu tetap sabar, berdoa, tegar, dan yang terpenting selalu tersenyum dan ceria setiap berada di depan anaknya, Hany. Jangan sampai melihat mukanya murung, sebab Hany pasti jadi ikutan sedih.(yetty/hm10)

Related Articles

Latest Articles