9.1 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Euforia Vespa Bikers Bergema Kembali

Pematangsiantar | MISTAR.ID – Komunitas Vespa Antique tumpah-ruah di lapangan Haji Adam Malik, Kota Pematangsiantar, Minggu (3/11/2019). Kemeriahan pebikers spesialis Vespa ala jaman dulu (jadul) itu dihadiri Wakil Walikota Pematangsiantar, Togar Sitorus.

Erik Butar-butar, selaku Penasehat Komunitas Vespa Antique Siantar – Simalungun, menjelaskan, berkumpulnya para pecinta Vespa itu untuk mempererat tali silaturahim sesama anggota komunitas Vespa yang ada di Sumatera Utara.

Bahkan yang dari Pulau Jawa juga ikut dalam acara itu, seperti Bali, Banten, Bekasi, dan Bandung.

“Kami melihat animo masyarakat komunitas Vespa sangat besar, dan sudah lama tidak mengadakan pertemuan seperti ini. Terakhir kali pada tahun 1995. Dan peserta sekarang lebih banyak, bahkan sampai 700 lebih. Inipun belum semua terdata terutama yang hari ini baru datang,” jawabnya.

Tujuan acara ini terangnya, membawa dua misi. Misi pertama nasional, dimana Indonesia damai, tanpa narkoba, tanpa SARA, atau rasisme. Yang kedua, agar Vespa mampu menjadi pelopor wisata untuk Kota Pematangsiantar.

“Kami juga sudah membicarakan hal ini pada dinas pariwisata untuk mengikutsertakan komunitas Vespa di sentra-sentra pariwisata Kota Pematangsiantar,” ujarnya.

Vespa Art and Culture Siantar – Simalungun, mengambil tema; Indonesia Damai Tanpa Narkoba SARA dan Rasisme.

Menurut Erik, tanggapan masyarakat terhadap komunitas Vespa ini kebanyakan negatif, seperti terjadinya perselisihan kemarin dengan anak SMA. Dan pada saat itu lagi ada penetapan RAPBD Kota Pematangsiantar. Ternyata hanya salah paham saja.

Kata Erik lagi, setiap komunitas selalu diarahkan atau dibina menjadi lebih baik. Seperti harus mematuhi peraturan-peraturan lalu lintas, memiliki SIM, dan menggunakan helm saat berkendaraan.

“Pengurus Vespa Pematangsiantar mengharapkan agar pemerintah selaku pemegang regulasi pada pengendara Vespa yang sudah lama tidak melakukan pengurusan surat-surat berkendaraan, agar kiranya bisa dikondisikan kembali sehingga kendaraannya jadi legal,” harapnya.

Selain itu Erik selalu menegaskan pada seluruh anggota komunitas Vespa untuk menolak Narkoba. Lebih baik berkreasi, daripada melakukan hal yang merugikan diri sendiri.

“Kami lagi berusaha menggandeng pemerintah kota, untuk melakukan pembinaan-pembinaan yang bermanfaat, seperti cara memodifikasi Vespa sendiri, memperbaiki Vespanya sendiri. Supaya Vespanya bisa tetap ngaspal. Makanya saya mengajak para anggota yang punya bakat ataupun minat untuk kita kader dan dilatih supaya mandiri,” katanya dengan tegas.

Rencananya untuk program tauhun depan, ia akan membuat seperti ini. Sebab menurutnya animo dari komunitas Vespa ini sangat besar. Dan Erik sangat berharap pemerintah juga ikut membantu komunitas Vespa agar bisa diberlakukan semestinya. Karena mereka juga bagian dari kota tercinta ini.

Cerita Unik Komunitas Vespa

Komunitas Vespa memiliki rasa kekeluargaan dan persaudaraan yang sangat erat, berlandaskan pada kecintaan dan hobby yang sama terhadap motor Vespa. Mereka saling tolong jika Vespa rusak atau mogok, dimanapun berada. Dari jenis apapun vespa yang digunakan, mereka saling membantu.

Beberapa anggota komunitas memiliki cerita yang unik pada acara Vespa Art and Culture Siantar Simalungun, dari mulai makan minum bagi bersama, tidur bersama, hingga dapat jodoh.

Bayu dan Ihsan, peserta dari komunitas Orang Ganteng Naik Scuter (Organsec) yang datang dari Indrapura. Menurutnya ikutan komunitas ini karena hobby terhadap Vespa.

“Sudah dari kelas 3 SMP saya senang dengan Vespa, karena bentuknya unik,” ujarnya.

Lain lagi dengan Ilham. Salah satu komunitas Vespa dari Medan ini lagi asik memperbaiki Vespa yang sedang mogok.

“Hal seperti ini sudah biasa, untuk memperbaiki vespa tidaklah gampang. Jadi orang yang benar-benar mencintai Vespa, akan mampu menangani kerumitan dan kerewelan dari mesin vespa,” katanya sambil tersenyum.
Padahal dia bukan seorang mekanik berpengalaman. Dia masih duduk di bangku SMK kelas XII, pada sekolah penerbangan. Harapannya kelak bisa buat Vespa terbang.

Ada juga peserta yang membawa keluarganya dengan Vespa sprinks 1986. Nama pria tersebut Solog. Asalnya dari Medan. Menurutnya Vespa yang dibawa itu memiliki kenangan yang tidak bisa hilang.

“Dengan mengikuti komunitas Vespa, saya jumpa wanita disamping ini. Hingga akhirnya kami dikaruniai seorang putri cantik,” katanya sambil tersenyum sembari melirik wanita yang berada di boncengannya menggendong anak perempuan yang masih berumur 2 tahun. Pasangan ini naik Vespa pulang pergi, dari Medan ke Pematangsiantar.

“Satu Vespa Sejuta Saudara” merupakan kalimat yang sering diucapkan komunitas Vespa. Slogan ini bukan main – main dan benar adanya, karena mampu menjalin hubungan baru dengan pengguna motor Vespa lain, baik sudah kenal maupun belum

Faiz, salah satu peserta komunitas Vespa dari Lubuk Pakam. Dia datang dengan kekasihnya. Katanya senang mengikuti acara komunitas ini. Bahkan dia bercita-cita mengunjungi setiap daerah di Indonesia ini dengan Vespa tercintanya.

Walaupun kondisi lapangan tidak memungkinkan, dikarenakan Sabtu malam lokasi diguyur hujan, namun tidak merubah niat para scooterist untuk ikut.

Penulis : Yetty
Editor : Herman Maris

Related Articles

Latest Articles