5.3 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Covid-19 Melandai, Kasus Demam Berdarah di Siantar Meningkat 550 Persen

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Di situasi kasus Covid-19 yang tengah melandai, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pematangsiantar meningkat drastis. Tidak tanggung-tangung, peningkatannya mencapai 550 persen.

Pada awal tahun 2021 lalu, kasus DBD hanya 4 kasus. Sedangkan awal tahun 2022 sudah mencapai 22 kasus. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dr Ronal H Saragih melalui Ahli Muda Epidemologi Dinas Kesehatan Domen Silalahi, Jumat (21/1/22).

“Peningkatannya sudah mencapai 550 persen, karena kita membandingkannya dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya. Januari 2021 lalu, hanya 4 kasus. Sekarang, hingga 20 Januari 2022 sudah mencapai 22 kasus. Jadi meningkat 550 persen,” terangnya.

Baca Juga:Studi Baru Kendalikan Populasi Nyamuk Penyebab Demam Berdarah

Saat ditanya berasal dari daerah kelurahan apa saja ke 22 warga yang terpapar DBD tersebut, Domen mengatakan, tiga di antaranya dari Kelurahan Parhorasan Nauli, dua kasus masing-masing di Kelurahan Dwikora, Bantan dan Kelurahan Pahlawan.

Selanjutnya, masing-masing 1 kasus di Kelurahan Naga Huta, Pematang Marihat, Marihat Jaya, Kristen, Simalungun, Toba, Banjar, Suka Dame, Melayu, Kebun Sayur, Tomuan, Tambun Nabolon dan Kelurahan Bah Kapul.

Apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran atau penularan DBD? Domen mengatakan, masyarakat bisa melakukan kegiatan gotong-royong Jumat Bersih di lingkungan RT maupun lingkungan masing-masing.

Sementara untuk memutus mata rantai penularan nyamuk aedes aegypti yang dewasa, masyarakat bisa membasmi jentik-jentiknya denggan melakukan 3M Plus yakni Menguras, Menutup dan Mengubur, plus melakukan penyemprotan obat anti nyamuk sekitar pukul 06.00- 09.00 WIB dan pukul 16.00-18.00 WIB.

Baca Juga:Demam Berdarah Penyebab Kematian Tertinggi Kedua di Siantar

“Menguras itu maksudnya, menyikat dinding tempat penampungan air agar telur nyamuk demam berdarah yang menempel akan lepas. Menutup maksudnya menutup tempat penampungan air dengan rapat setelah mengambil atau mengisi air untuk mencegah nyamuk masuk dan bertelur. Mengubur, maksudnya
menyingkirkan barang bekas agar jangan sampai terisi air hujan,” jelasnya.

Masyarakat Jangan Panik
Apabila ada ditemukan tanda-tanda DBD seperti panas yang tinggi, serta terjadi bintik-bintik merah pada kulit, nyeri perut, Domen mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan untuk mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan. “Jangan panik, bawa aja ke puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan lainnya,” terangnya.

Saat ditanya, apa saja yang sudah dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan DBD, Domen menyebutkan, pihaknya sudah melakukan fogging atau pengasapan di wilayah tempat tinggal warga yang terpapar DBD. “Kita juga telah melakukan pemetaan di wilayah 100 meter sekitar tempat tinggal warga terpapar. Dan dalam waktu dekat, kita akan melakukan rapid test DBD,” ungkapnya.

Baca Juga:Januari-Mei, 99 Kasus Demam Berdarah Ditemukan di Simalungun

Ketika disinggung sudah berapa warga Kota Pematangsiantar yang sudah meninggal akibat DBD pada tahun 2022, belum ada. “Kalau yang meninggal belum ada, yang sembuh sudah lumayan. Kalau tak salah, sekarang yang masih dirawat itu sekitar 5 orang. Mudah-mudahanlah yang dirawat ini juga bisa menyusul sembuh secepatnya,” ujarnya. (ferry/hm12)

Related Articles

Latest Articles