18.4 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Bengkel BSA Pematangsiantar ‘Mati Suri’

Siantar | Mistar – Motor Birmingham Small Arms yang kerap disebut BSA sudah diakui sebagai sarana transportasi dan menjadi ikonnya Kota Pematangsiantar.

Seiring masa berjalan, jumlah beca bermotor BSA yang awalnya diciptakan untuk transportasi jaman penjajahan di Indonesia dulu, secara perlahan jumlahnya semakin berkurang.

Berkurangnya populasi BSA ternyata berimbas terhadap bengkel yang khusus memperbaiki BSA tersebut.

Seorang mekanik BSA, Safii (65) yang kesehariannya bekerja di bengkel ‘Leo’ miliknya, Jalan Rakutta Sembiring, Kelurahan Nagapita, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar, mengisahkan bagaimana dirinya menangasi mesin BSA yang tidak lagi ada produk onderdilnya.

Kepada Mistar, Sabtu (19/10/19) siang, Safii berkisah tentang awal dibukanya bengkel khusus BSA pada tahun 1974. Bengkel itu dulunya milik ayahnya yang ketika itu masih berdinas di TNI AD.

“Waktu masih aktif di TNI, ayah saya sudah menerima orderan memperbaiki beca karena tukang beca kebingungan mencari bengkel beca,” tuturnya.

Kemudian bermodal mesin bubut yang kecil mereka membuka bengkel hingga sekarang.

“Saya hanya meneruskan punya ayah saya dulu,” kata Safii.

Ketika ditanya tentang perbandingan beca yang melakukan perbaikan kepadanya dari awal buka bengkel hingga sekarang? Safii mengatakan, mulai berkurang.

“Sudah beda jauhlah, dulu yang datang ke bengkel sehari minimal ada 5 beca yang datang, kalau sekarang dalam sebulan paling 2 beca,” ujarnya.

Hal tersebut berimbas dari banyaknya beca yang dijual hingga keluar kota Pematangsiantar, bahkan tidak sedikit yang dijual ke pengusaha wisata di Bali dan Pulau Jawa.

Tak pelak, akibat menurunnya populasi beca, yang datang melakukan perbaikan, kata Safii ikut berkurang.

“Dulu bengkel becak di Siantar ini juga banyak, tapi ya itu tadi karena banyak dijual, sekarang hanya tinggal beberapa saja yang bertahan,” lanjut Safii.

Sementara itu terkait suku cadang beca, ia mengatakan tidak susah mencarinya.

“Kita cari dari teman-teman ada, trus kita bayar,” ungkapnya.

Untuk biaya perawatan dan operasional beca, lanjut Safii tidaklah begitu mahal. Bahkan menurutnya, bila dibandingkan dengan sepeda motor jenis metic, BSA justru lebih irit dan murah biaya perawatannya.

Terkait dengan perhatian pemerintah terhadap keberadaan BSA, Safii hanya mengangkat bahu sembari mengatakan, sejauh ini masih kurang perhatian pemerintah kita untuk mempertahankan benda bersejarah ini.(joe/hm02)

Related Articles

Latest Articles