8.5 C
New York
Thursday, April 18, 2024

Akibat Pandemi Covid-19, Ada Tradisi yang Hilang Saat Peringatan Hari Kartini di Siantar

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Setiap tahunnya pada tanggal 21 April, masyarakat yang berada di Indonesia merayakan Hari Kartini untuk mengenang jasa dan perjuangan Raden Ajeng Kartini. Namun, perayaan kali ini, Rabu (21/2/21), sangat berbeda dari biasanya.

Ada sejumlah tradisi yang hilang saat perayaan Hari Kartini di tengah Covid 19 yakni, memakai pakaian adat tradisional. Tahun-tahun sebelumnya saat perayaan Hari Kartini menjadi salah satu hari yang disambut dengan perayaan yang cukup meriah, salah satunya melakukan pawai pakaian adat tradisional.

Mulai dari anak-anak TK maupun dewasa. Setiap perayaan Hari Kartini, siswa, guru dan pekerja di kantoran memakai pakaian adat tradisional.

“Saya kecewa, dua kali perayaan Kartini di sekolah, tak pernah dirayakan. Padahal, kalau dulu lihat anak-anak pakai baju adat sambil pawai, kelihatan lucu dan cantik semuanya,”ujar Loitasari Pasaribu, dimana anaknya tahun ini akan menyelesaikan sekolah TK dan segera masuk ke tingkat sekolah dasar (SD).

Baca Juga:Puskesmas Kartini Gelar Gerakan Tepuk Tangan 56 Detik, Ini Videonya

Dia menyebutkan, akibat pandemi ini sederetan kegiatan tidak bisa dilakukan untuk memperingati perjuangan Kartini. Apalagi menyusul kebijakan pemerintah belajar dari rumah, serta kegiatan di sekolah ditiadakan.

Hal yang sama juga diungkapkan Rena Ambarita. Wanita yang bekerja di salah satu instansi pemerintah tersebut mengatakan, setiap perayaan Hari Kartini tiba, ia akan disibukkan dengan aktivitas anak gadisnya yang kini duduk di bangku SMP kelas IX.
Mulai dari bangun pagi, menyiapkan pakaian adat anaknya, hingga mendadaninya. Belum lagi buat dirinya sendiri yang juga mengenakan baju kebaya ke kantor.

“Kalau sudah bersamaan begini, jadi bingung mau gimana. Tapi tetap harus bisa konsentrasi agar riasannya cantik. Soalnya merias anak itu gak gampang, takutnya gak sepadan dengan pakaian adat yang dia kenakan,” ucapnya dengan tersenyum.

Baca Juga:Sri Mulyani : Semangat Kartini Untuk Menjadi Pahlawan Kemanusiaan Di Tengan Pandemi

Sayangnya, kata Rena, hal itu tak ada lagi kali ini. Perayaan rutin Hari Kartini maupun yang lainnya menghilang. Justru momen seperti itu tidak ada lagi. Ia dan para orang tua lainnya sangat merindukan hal tadi.

Diterangkannya, biasanya momen kartini dijadikan sebagai silaturahmi juga antar orang tua murid, dan mendekatkan murid antar kelas yang biasanya jarang terjadi.

“Biasanya saya tidak pernah tahu orang tua teman anak saya. Lewat momen ini, saya jadi semakin dekat dengan mereka dan bisa berbagi informasi jika anak kami ada kegiatan di sekolah,” jelasnya.

Para orang tua ini berharap, pada perayaan berikutnya bisa merayakan bersama-sama dan lebih banyak lagi kegiatan bisa dilakukan untuk menghormati jasa Raden Ajeng Kartini, dan terus menghidupkan cita-citanya demi kemajuan kaum wanita.(yetty/hm10)

Related Articles

Latest Articles