9.5 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Ternyata Jet Tempur Siluman J-20 China Belum Sebanding dengan F-22 Milik Amerika

MISTAR.ID-Sebagai salah satu negara besar di dunia, China terus berupaya mengembangkan teknologi peralatan militernya. Salah satunya adalah teknologi di bidang pesawat tempur.

Salah satu yang kini sedang dikembangkan adalah pesawat tempur J-20, yang digadang-gadang akan mampu mengimbangi kemampuan jet tempur F-22 milik AS.

Hanya saja masih banyak hal tentang pesawat tempur J-20 China diselimuti kerahasiaan. Meskipun pesawat tempur J-20 China telah mulai digunakan, masalah baru-baru ini dengan pesawat tempur berbasis J-15 menunjukkan jawaban China untuk tiruan jet tempur F-22 itu, tidak cukup siap untuk digunakan.

Pada 1 Agustus 2019, China merayakan berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dengan membocorkan beberapa foto resolusi tinggi pesawat tempur siluman J-20 generasi berikutnya. Foto itu lengkap dengan lukisan naga patriotik yang disunting tepat di bawah kanopi yang menyerukan “Selamat Ulang Tahun, PLA”.

Foto-foto baru J-20 tersebut memberikan pandangan saksama terhadap badan pesawat pencegat baru itu. Namun, foto-foto itu juga memperlihatkan sistem sensor yang terlihat sangat mirip dengan Sistem Penargetan Elektro-Optik (EOTS) Lockheed Martin di bagian depan jet tempur F-35 Lightning II.

Ada alasan untuk kemiripan itu. Pada 2007, Lockheed Martin berurusan dengan pencurian dunia maya ketika peretas China mencuri dokumen teknis terkait dengan pengembangan F-35.

Rincian peretasan tersebut (yang akhirnya terungkap dalam dokumen-dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden) hanyalah salah satu contoh upaya China untuk mencuri teknologi penerbangan asing.

Baru-baru ini pada 2017, para peretas China menargetkan kontraktor pertahanan F-35 dari Australia, bahkan memperoleh lebih banyak informasi tentang jet tempur mutakhir itu.

Menurut laporan The National Interest, meskipun dua sistem elektro-optik yang digambarkan di atas tidak identik, mereka memiliki beberapa kesamaan dalam bentuk dan penempatan.

Dibandingkan dengan sistem elektro-optik Eurofighter atau Su-57 dan Sistem Pelacakan Infra merah (IRTS), yang juga dipasang di atas badan pesawat, perbedaan antara sistem Lockheed Martin dan J-20 relatif kecil.

Posisi sistem di bawah hidung pesawat juga memperkuat J-20 mungkin dirancang untuk misi serangan jarak jauh terhadap target darat dan pencegat. Namun, sistem penargetan elektro-optik (EOTS) J-20 tampaknya kurang mampu dibandingkan dengan sistem F-35, dilihat dari ukuran dan tata letak EOTS pada J-20.

Banyak hal tentang pesawat J-20 masih diselimuti kerahasiaan, tetapi pesawat itu kemungkinan besar ditenagai oleh dua mesin AL-31F yang sama yang digunakan dalam Su-27, jet tempur Rusia yang mampu menunjukkan kecepatan tertinggi Mach 2,3.

Namun, J-20 juga dapat terbang dengan mesin WS-10B asli (meski kurang dapat diandalkan), karena kurangnya mesin Rusia atau sebagai pengganti sementara sampai mesin jet WS-15 yang lebih kuat akhirnya siap untuk penggunaan operasional.

Walau beberapa bagian dari rancangan J-20 tampak menyerupai F-22 dan lengkungan badan pesawat yang bersifat siluman, kesamaan itu hanya di permukaan karena sudut pada inlet dan sayap jet tetap sangat berbeda, sementara J-20 tidak memiliki fitur siluman.

Baru-baru ini Angkatan Udara India mengklaim dapat melacak J-20 menggunakan radar Phazotron Zhuk-AE yang memindai secara elektronik dari pesawat tempur Su-30MKI.

Meskipun J-20 telah mulai beroperasi, masalah baru-baru ini dengan pesawat tempur berbasis J-15 menunjukkan tiruan China terhadap pesawat tempur F-22 tidak cukup siap untuk digunakan, meskipun propaganda kanal media pemerintah China menggambarkan J-20 sebagai alat tempur yang telah beroperasi dan bersenjata lengkap.

Popular Mechanics menambahkan, pesawat tempur J-20 menggunakan mesin yang hanya memproduksi sedikit dorongan daripada yang sebenarnya diharapkan.

Mesin yang dirancang untuk jet tempur siluman itu telah mengalami penundaan pengembangan secara serius, yang memaksakan penggunaan mesin yang kurang kuat.

Hasilnya ialah pesawat J-20 yang tidak mampu menunjukkan performa sebagus yang direncanakan awalnya, setidaknya untuk saat ini.(matamatapolitik.com/hm01)

Related Articles

Latest Articles