9.2 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Lumpur Lapindo yang Menakutkan, Kini Mengandung Harta Karun Super Langka

Jakarta, MISTAR.ID

Tragedi semburan lumpur panas Lapindo di Sidoarjo Jawa Tengah pada 15 tahun lalu masih terngiang dalam ingatan kita. Peristiwa yang sangat menakutkan itu telah menenggelamkan sejumlah desa, dan penduduknya sampai sekarang tidak lagi bisa kembali mendiami desa mereka sepertia biasa.

Kala itu, peristiwanya menjadi momok mengerikan. Tapi sekarang, siapa sangka lumpur Lapindo Sidoarjo itu berubah menjadi ‘harta karun’ yang super langka di Indonesia.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat temuan baru berkenaan dengan ‘harta karun’ di lumpur Lapindo, yakni mineral logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth.

Baca Juga: Harta Karun di Desa Budaya Dokan Tanah Karo yang Perlu Diasah Agar Mendunia

Tidak hanya itu, Badan Geologi Kementerian ESDM juga mencatat adanya potensi logam raw critical material yang jumlahnya besar dan melebihi kapasitas logam tanah jarang di daerah tersebut.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait mineral logam tanah jarang di Lumpur Lapindo, Sidoarjo sejak tahun 2020 lalu.

“Tahun 2020 penyelidikan di sana, dan teman-teman kami terlibat dan lakukan kajian secara umum di Sidoarjo. Ada indikasi logam tanah jarang ini, selain logam tanah jarang ada logam raw critical material yang jumlahnya lebih besar dari logam tanah jarang,” paparnya.

Baca Juga: Swasta Boleh Keruk Harta Karun Laut, Begini Cara Bagi Hasilnya

Tahun 2021, Badan Geologi Kementerian ESDM sudah melakukan kajian secara mendetail atas temuan tersebut dan hingga kini hasilnya masih dalam pemrosesan. Eko mengatakan hasil kajian baru akan diberikan kepada publik jika sudah tuntas dilakukan.

“Tahun 2022 kami lakukan kajian dengan Ditjen Minerba, dan kerjasama dengan salah satu Litbang ESDM pusat yakni Tekmira terkait potensi untuk logam tanah jarang tersebut,” imbuhnya.

“Ini kerjasama dengan dua institusi dan perlu koordinasi akan hasilnya dan diintegrasikan. Saat ini sedang diintegrasikan sehingga nanti kita bisa tahu potensi logam tanah jarang di Sidoarjo.”

Baca Juga: DPP HBB Minta Kepolisian Menangkap Pemilik Tambang Ilegal di Siregar Aek Nalas

Seperti diketahui, logam tanah jarang berfungsi sebagai bahan baku energi dalam pembuatan baterai, dan dalam hal ini bisa sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik. Bahkan, mineral tanah jarang juga bisa menjadi bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Berdasarkan data survei Badan Geologi Kementerian ESDM tahun 2009 – 2020, tercatat saat ini sebuah wilayah di Tapanuli, Sumatera Utara memiliki logam tanah jarang sekitar 20.000 ton. Sementara di Bangka Belitung ada sekitar 186.000 ton mineral monasit yang mengandung logam tanah jarang, dan monasit ini dijumpai bersama endapan timah.

Kemudian ada juga kajian di Kalimantan Barat potensi logam tanah jarang dalam bentuk laterit 219 ton dan Sulawesi 443 ton.

Kementerian ESDM juga membuka peluang investasi untuk menggarap eksplorasi logam tanah jarang ini. Khususnya pada sektor teknologi untuk memproses perolehan eksplorasi.(cnbc/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles