15.9 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Lapan: Matahari Berpotensi Memutih, Permukaan Bumi akan Sangat Dingin

Jakarta, MISTAR.ID

Proses kemungkinan terjadinya matahari memutih akan terjadi di Indonesia beberapa hari ke depan. Ini merupakah efek dari surya ‘pethak’. Nantinya, suhu permukaan bumi dapat menjadi lebih dingin, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal dan manusia akan mudah menggigil

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan fenomena surya ‘pethak’ atau matahari tampak memutih berpotensi terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

“Setiap wilayah di seluruh indonesia berpotensi mengalami surya pethak, kata peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lapan Andi Pangerang saat dihubungi di Jakarta, Jumat (30/7/21).

Baca Juga: Mengenal Fenomena Aphelion, Disebut Bawa Suhu Dingin

Ia menjelaskan fenomena surya “pethak” adalah saat matahari merona putih selama siang hari sejak terbit hingga terbenamnya.

Menurut dia jika dikaitkan dengan musim, surya ‘pethak’ umumnya hanya terjadi di musim-musim penghujan, di mana saat itu penguapan air cenderung tinggi sehingga kabut awan lebih mudah terbentuk.

“Surya ‘pethak’ hanya bisa terjadi jika kualitas udara di lokasi pengamatan kurang baik, dan dari sisi meteorologis, lokasi tersebut tertutup kabut awan, sehingga penghamburan (scattering) tidak sekuat ketika langit bersih dan cerah,” katanya.

Baca Juga: ‘Matahari Buatan’ China Mampu Tahan Plasma di Suhu 120 Juta Derajat Celcius

Penyebab yang memungkinkan surya ‘pethak’ dapat terjadi, kata dia, adalah letusan gunung berapi dan perubahan sirkulasi air laut yang dapat memengaruhi penguapan dan pembentukan awan.

Secara harfiah, katanya, surya ‘pethak’ bermakna matahari tampak memutih. Surya ‘pethak’ dapat dimaknai sebagai alam sunya ruri atau siang hari yang temaram seperti malam hari. Siang hari yang dimaksud di sini adalah dihitung sejak matahari terbit hingga matahari terbenam.

Menurut dia sinar matahari yang biasa kemerahan ketika terbit dan terbenam akan memutih, sedangkan ketika matahari meninggi, sinar matahari tidak begitu terik dikarenakan terhalang oleh semacam kabut awan.

Kejadian tersebut dapat berlangsung selama tujuh hingga empat puluh hari paling lama.

Efek dari surya ‘pethak’ dapat membuat suhu permukaan bumi menjadi lebih dingin, sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan optimal dan manusia akan mudah menggigil, demikian Andi Pangerang.(antara/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles