9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Ilmuwan Ciptakan Teknologi Pengubah Air Asin Menjadi Air Minum

MISTAR.ID

Teknologi yang dapat mengubah air laut asin atau air payau menjadi air minum yang aman dan bersih berpotensi mengubah jutaan kehidupan di seluruh dunia, itulah sebabnya begitu banyak ilmuwan sibuk mengerjakan proyek untuk hal itu .

Saat ini, inovasi baru yang dikembangkan oleh para ilmuwan di Australia bisa menjadi yang paling menjanjikan, dengan menggunakan senyawa kerangka logam-organik (atau MOF) bersama dengan sinar matahari untuk memurnikan air hanya dalam waktu setengah jam, menggunakan proses yang lebih efisien dibanding yang sudah ada sebelumnya.

Murah, stabil, dapat digunakan kembali, dan menghasilkan air yang memenuhi standar Desalinasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sekitar 139,5 liter (hampir 37 galon) air bersih dapat diproduksi per hari dari satu kilogram (2,2 pon) bahan MOF, berdasarkan pengujian awal.

Setelah hanya empat menit terpapar sinar matahari, material melepaskan semua ion garam yang direndamnya dari air, dan siap digunakan lagi. Tim di balik proses baru tersebut mengatakan bahwa mereka menyediakan beberapa peningkatan atas metode desalinasi yang ada.

Baca juga: 8 Tips Keluar dengan Aman Selama Pandemi Covid-19

“Proses desalinasi termal dengan penguapan memerlukan banyak energi, dan teknologi lain, seperti osmosis balik, memiliki sejumlah kelemahan, termasuk konsumsi energi yang tinggi dan penggunaan bahan kimia dalam pembersihan membran dan deklorinasi,” kata insinyur kimia Huanting Wang dari Monash University.

“Sinar matahari adalah sumber energi paling melimpah dan terbarukan di Bumi. Pengembangan proses desalinasi berbasis adsorben baru ini melalui penggunaan sinar matahari untuk regenerasi memberikan solusi yang hemat energi dan ramah lingkungan untuk desalinasi.”

Para peneliti menciptakan MOF baru yang disebut PSP-MIL-53, yang sebagian terdiri dari bahan yang disebut MIL-53, yang sudah dikenal karena caranya bereaksi terhadap air dan karbon dioksida.

Meskipun ini bukan penelitian pertama yang mengusulkan gagasan penggunaan membran MOF untuk membersihkan garam dari air laut dan air payau, temuan ini dan materi PSP-MIL-53 akan memberi para ilmuwan lebih banyak pilihan untuk dijelajahi.

Baca juga: Ini Tips Bagi Lansia Agar Sehat di Masa Pandemi Covid-19

MOF pada umumnya adalah bahan yang sangat berpori hanya dengan satu sendok teh, bila dikompresi dapat digunakan hingga menutupi area seluas lapangan sepak bola dan sistem baru ini berpotensi dipasang pada pipa dan sistem air lainnya untuk menghasilkan air minum bersih. “Desalinasi telah digunakan untuk mengatasi meningkatnya kekurangan air secara global,” kata Wang.

“Karena ketersediaan air payau dan air laut, dan karena proses desalinasi dapat diandalkan, air yang diolah dapat diintegrasikan dalam sistem akuatik yang ada dengan risiko kesehatan yang minimal.”

Menurut WHO, secara global sekitar 785 juta orang kekurangan sumber air minum bersih dan harus setengah jam berjalan kaki dari tempat mereka tinggal untuk mendapatkan air bersih. Saat krisis iklim mulai terjadi, masalah itu semakin parah.

Dengan air garam membentuk sekitar 97 persen dari air di planet ini, itu adalah sumber daya besar yang belum dimanfaatkan untuk air minum yang memberi kehidupan, jika solusi seperti PSP-MIL-53 dapat ditemukan, maka akan membuatnya sesuai dan aman untuk digunakan manusia.

Tidak jelas seberapa dekat para peneliti untuk membuat sistem mereka dipraktekkan, tetapi sangat menggembirakan mengetahui bahwa pendekatan lain sedang diuji bersama dengan metode lainnya yang menggunakan sinar ultraviolet, filter graphene , dan sinar matahari dan hidrogel. Para ilmuwan bahkan sedang mencari metode untuk mengeluarkan air dari udara.

Baca juga: 5 Tips Menjadi Orangtua yang Tenang Selama Pandemi Covid-19

“Pekerjaan kami menyediakan rute baru yang menarik untuk desain bahan fungsional berbasis energi matahari guna mengurangi permintaan energi dan meningkatkan keberlanjutan desalinasi air,” kata Wang.

“MOF yang responsif terhadap sinar matahari ini berpotensi dapat difungsikan lebih lanjut untuk cara yang hemat energi dan ramah
lingkungan.”(ScienceAlert/ja/hm07)

Related Articles

Latest Articles