7.2 C
New York
Friday, April 19, 2024

Besse, Fosil Wanita Indonesia Bisa Mengubah Sejarah Manusia Purba

Jakarta, MISTAR.ID

Peneliti kini sedang fokus pada fosil manusia yang ditemukan di Gua Leang Panninge, situs arkeologi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Fosil itu adalah kerangka seorang wanita usia remaja asal Indonesia yang telah meninggal 7.000 tahun atau 70 abad silam.

Oleh arkeolog, fosil yang sangat menarik perhatian itu diberi nama Besse. Fosil itu juga diyakini akan bisa mengubah sejarah manusia purba, karena ditemukan sejumlah fakta menarik yang terkuak dari fosil itu.

Salah satu fakta menarik dari temuan para arkeolog dari Griffith University dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (ARKENAS) itu, karena Besse memiliki kemiripan karakter morfologis dengan bangsa Australo-Melanesian.

Baca Juga: Ilmuwan Mengungkap, Suku Ayta Magbukon Filipina Miliki DNA Manusia Purba Denisovan  

Profesor dari Griffith University, Adam Brumm yang memimpin penelitian tersebut mengatakan, penemuan DNA manusia purba yang masih terpelihara sangat langka.

“Daerah tropis yang lembab sering mempengaruhi DNA pada tulang dan gigi manusia purba,” kata Brumm seperti dikutip The Guardian.

Para peneliti menggambarkan Besse sebagai ‘fosil genetik’ yang menunjukkan gadis itu memiliki sejarah turun-temurun yang unik yang tidak dapat ditemukan pada manusia saat ini.

Baca Juga: 8 Fakta Indonesia yang Mendunia, dari Ring of Fire Hingga Pulau Bungin Terpadat Penduduk di Dunia

Genetikanya memiliki kesamaan dengan penduduk asli Australia dan penduduk New Guinea. Besse juga merupakan kerangka manusia pertama dari suku Toalean yang hidup di Sulawesi Selatan antara 1.500 dan 8.000 tahun yang lalu.

Gadis itu diperkirakan berusia 17 hingga 18 tahun ketika dia meninggal dan dimakamkan di gua.

Sebelumnya, Besse disebut bisa mengubah sejarah manusia purba. Hal tersebut diungkapkan dari hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature pada Agustus silam.

Baca Juga: Alat Jahit Berusia 120 Ribu Tahun Ditemukan Arkeolog di Maroko

Penemuan tersebut menawarkan wawasan tentang asal usul orang Papua dan penduduk asli Australia yang memiliki DNA Denisovan.

Temuan Asam deoksiribonukleat (DNA) Denisovan pada fosil Besse inilah yang diduga bisa mengubah teori tentang sejarah pola migrasi manusia purba.

“Teori tentang migrasi akan berubah, teori tentang ras juga akan berubah. Jenazah Besse memberikan tanda pertama Denisovans di antara Austronesia, yang merupakan kelompok etnis tertua di Indonesia,” kata dosen Universitas Hasanuddin, Iwan Sumantri, yang juga terlibat dalam penelitian tersebut.

DNA dari Besse adalah salah satu dari sedikit spesimen yang terpelihara dengan baik yang ditemukan di daerah tropis.

Menurut para ilmuwan, hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun dia adalah keturunan dari orang-orang Austronesia yang umum di Asia Tenggara dan Oseania, ia juga memiliki jejak genetik Denisovan.

“Analisis genetik menunjukkan, penjelajah pra-Neolitikum ini berbagi penyimpangan genetik dan kesamaan morfologi paling banyak dengan kelompok Papua dan Pribumi Australia saat ini,” ucap para ilmuwan.(CNN/hm02)

Related Articles

Latest Articles