8.2 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Memperin Mewaspadai Banjir Mobil Listrik Impor di Dalam Negeri, Harga Belum Kompetitif

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan berhati-hati soal kendaraan listrik impor ketika harga jual kendaraan tanpa emisi ini belum kompetitif lantaran terlalu mahal di dalam negeri.

“Harga memang menjadi isu besar terhadap competitiveness dibandingkan dengan mobil-mobil yang berbasis konvensional atau ICE sehingga bagaimana kita bisa memproduksi baterai karena komponen yang termahal masih baterai, komponen lain sebetulnya sama saja di luar baterai,” kata Agus di rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (7/12).

Saat ini mobil listrik termurah di Indonesia adalah Wuling Air EV, model mobil kota mungil yang dilego Rp200 jutaan. Sedangkan mobil listrik lain seperti Hyundai Ioniq 5, Toyota bZ4X dan Kia EV6 banderolnya mulai Rp700 jutaan sampai lebih dari Rp1 miliar.

Baca juga:Ini Efek Buruk Jika Oli Mesin Tercampur Air akibat Motor Terobos Banjir

Banderol tinggi mobil listrik bikin populasinya tak bisa cepat bergerak naik. Sementara bila mengaca ke penjualan model konvensional, mobil-mobil yang paling laris di Indonesia berharga di bawah Rp300 juta.

Pemerintah sebelumnya sudah membuka keran permintaan kendaraan listrik dengan cara mengarahkannya menjadi kendaraan dinas pemerintahan, ini merupakan perintah Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022. Meski demikian faktor harga masih jadi kendala sebab pengadaan ini membebani anggaran pemerintahan.

Menurut Agus pihaknya sudah menyiasati soal harga dengan mengatur pajak yang dibebankan pada mobil listrik. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 28 Tahun 2020 tentang kendaraan listrik keadaan terurai dan terurai tidak lengkap.

“Tentu pemerintah terus-menerus sampai terakhir Inpres 7 tahun 2022 itu tidak lain untuk melakukan percepatan tumbuhnya industri KLBB ini termasuk rezim pajaknya sudah kita atur berdasarkan nilai investasi dari masing-masing perusahaan, itu progresif. itu melalui Permenperin,” jelas dia.

Dalam masa transisi pengembangan menuju ekosistem kendaraan listrik mapan, Agus mengingatkan pihaknya berhati-hati pada banjir unit impor yang menurutnya tidak diinginkan.

“Yang kita harus hati-hati, kita juga tidak mau membanjiri pasar Indonesia dengan mobil listrik impor. Kita tidak mau masyarakat Indonesia membayar tenaga kerja di luar negeri, itu yang kita tidak mau,” ucap dia.

Baca juga:Wow! China Sukses Bikin Mobil Listrik Mampu Tempuh 822 Km

Ada pendapat, kata Agus, yang mengatakan ‘yang penting populasi dulu impor enggak apa-apa, kita banjiri dulu impor’. Menurut dia Kemenperin tak mau hal seperti ini terjadi.

“Kemenperin tidak bisa melihat itu karena kita menjaga agar tenaga kerja tetap di Indonesia,” ujarnya. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles