9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Politik Memecah Sepi Kota Siantar

MISTAR.ID

Hari ini dan beberapa hari kedepannya Kota Siantar rasa politik. Rasa itu semakin ada dan melupakan gerahnya kita menghadapi Covid, panasnya aura RUU omnibus low bahkan sengitnya RUU HIP.

Mungkin disebagian kelompok hari ini merasakan gurihnya rasa politik, enak untuk dikunyah-kunyah dan menjadi bahan lahapan di warung-warung tongkrongan. Beberapa diantaranya mungkin tengah merasakan pahitnya politik hingga tak sempat menebar senyum pada tetangga. Dan sebahagiannya lagi malah tak peduli hingga tak memiliki rasa apa pun karena disibukan dengan kehidupan yang kian rumit.

Harus diakui, dukungan partai politik untuk pencalonan kepala daerah adalah awal dari rasa politik itu. Dan PDIP sebagai partai terbesar saat ini seakan menjadi gacok penentu siapa yang duduk untuk menjadi orang nomor satu di daerah. Walaupun sebagai penentu, tetapi tetap saja belum tentu prediksinya benar dan pada akhirnya keluar sebagai pemenang. Karena politik itu rasanya gurih, enak untuk dikunya-kunyah.

Baca juga: Petahana Tak Dapat Dukungan Maju di Pilkada, Ada Apa ?

Dan ini adalah babak kunyahan itu dimulai, karena semakin seru, membuat beberapa kandidat yang sempat meremah tersingkir satu persatu, bak lapangan becek yang harus dibersihkan. Pematangsiantar misalnya, beberapa nama bakal calon kepala daerah bermunculan belakangan harus tersingkir. Pasangan Asner-Susanti bagai di atas angin pasca PDI P mengumumkan calon dukungannya untuk maju di Pilkada 2020.

Baca juga: PDI Perjuangan Siantar Konsolidasi Jelang Pilkada

Pasangan ini bagai melenggang ke atas pentas tanpa pesaing. 7 partai politik yang memiliki kursi di DPRD Pematangsiantar sudah memberikan dukungannya dengan total dukungan 27 kursi, yang boleh dibilang telak. Karena hanya tinggal Partai Gerindra yang belum menentukan dukungannya, namun tak mampu lagi berkoalisi.

Tinggal 1 pesaing yakni calon independen. Apakah Ojak Naibaho akan dimuluskan oleh KPU dengan hasil verifikasi dukungannya ? Belum tahu ! Apakah ia sanggup memenuhi jumlah dukungan yang menjadi persyaratan ? Sedangkan setengah dari dukungannya pun belum berhasil terverifikasi.

Lantas kemana Hefriansyah yang awalnya begitu nyaring terdengar akan mencalonkan kembali. Cukupkah sampai di sini dengan Asner melawan kota kosong ?

Akh, biarlah itu mengalir dalam obrolan untuk menghangatkan Kota Pematangsiantar yang dingin ini. Karena banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa tercipta sepanjang bulan September sebagai batas akhir pencalonan. Karena dalam politik semua kemungkinan akan terjadi untuk menambah kehangatan. Yang terpenting jangan sampai memanas ! (*)

Related Articles

Latest Articles