7.8 C
New York
Friday, April 19, 2024

Vaksin Corona Mungkin Paling Cepat Tahun Depan

Jakarta, MISTAR.ID

Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC-19), meminta masyarakat tetap disiplin sesuai dengan protokol kesehatan. Pasalnya, kemungkinan vaksin virus corona bisa ditemukan minimal tahun depan.

Ketua Tim Pakar GTPPC-19 Wiku Adisasmito mengaku tidak bisa memprediksi kapan wabah corona ini tuntas. Namun, kata Wiku, virus ini dipastikan akan tetap ada hingga vaksin Covid-19 ditemukan.

“Kalau kita ditanya sampai kapan, sebenarnya kita enggak ada yang tahu, seluruh dunia juga tidak tahu karena virus ini vaksinnya belum ditemukan. Sampai ditemukan, Kita harus selalu berhadapan dengan virus ini. Kami minta masyarakat disiplin dan waspada terhadap virus ini,” kata Wiku dalam siaran langsung di Youtube BNPB, Selasa (12/5/20).

Selama menunggu vaksin, ia berharap masyarakat bisa tetap beraktivitas dengan menerapkan perubahan perilaku.

Wiku menjelaskan selama pandemi corona, masyarakat Indonesia menjalani pola hidup yang berbeda dari sebelumnya. Hal ini disebut dengan istilah ‘new normal’. Masyarakat juga beraktivitas dengan cara membatasi kontak fisik.

“Secara sosial kita pasti alami sesuatu bentuk ‘new normal’ atau kita harus adaptasi dengan aktifitas dan bekerja. Tentunya harus kurangi kontak fisik dengan orang lain dan menghindari kerumunan dan bekerja dan sekolah dari rumah,” ungkapnya.

Perubahan perilaku ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di masyarakat. Bahkan, meskipun ke depannya laju penyebaran virus ini semakin menurun, perilaku ini tetap harus dijalankan hingga vaksin Covid-19 ditemukan.

“Transformasi ini kita untuk menata kehidupan dan perilaku baru ketika pandemi, kemudian akan terus dibawa ke depannya sampai ditemukannya vaksin untuk Covid-19 ini,” tegasnya.

Selaras dengan Wiku, Tim Pakar Ekonomi GTPPC-19 Yulianita Gitaharie mengakui, penerapan pola hidup baru ini mempengaruhi kegiatan perekonomian di Indonesia. Mengingat, selama pandemi ini masyarakat beraktivitas dan bekerja di rumah.

“Memang Kita amati, Covid-19 ini juga membawa perubahan terhadap sendi-sendi ekonomi di masyarakat. Ada istilah baru ‘the new normal’, itu adalah gaya hidup baru semua dilakukan di rumah, hidup, sekolah, bekerja dan bermain di rumah. Itu semua sesuatu baru yang masyarakat alami. Ini tujuannya untuk menjaga social distancing untuk memutus rantai virus corona. Jadi dengan stay at home itu bisa landaikan kurva,” ungkap Yulianita dalam siaran langsung di Youtube BNPB, Selasa (12/5/20).

Yulianita mengungkapkan kondisi perekonomian Indonesia saat ini kurang menguntungkan. Mengingat, banyaknya pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) telah dilakukan perusahaan. Situasi ini memaksa masyarakat untuk mencari cara agar tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Situasi ini kurang menguntungkan. Mereka yang kehilangan pekerjaan punya pilihan. Jadi apakah mereka tetap menganggur, atau harus bergeser ke sektor informal. Tapi apapun pilihan mereka harus memenuhi kebutuhan hidupnya,” jelasnya.

“Jadi saya rasa masyarakat bisa lakukan aktivitas, disiplin dan lakukan protokol pencegahan Covid-19. Jadi new normal ini selain bekerja di rumah membawa kita ke pola hidup sehat dan bersih,” sambungnya.

Yulianita menilai fokus utama pemerintah saat ini adalah melandaikan kurva Covid-19. Namun, antara penanganan kesehatan dan ekonomi masyarkaat, pemerintah memastikan keduanya tetap berjalan beriringan.

“Yang mungkin sekarang ini kita lakukan semenjak Covid-19 ini menyerang, fokus utama kita adalah bagaimana kita menyelamatkan nyawa dan minimumkan angka kematian. Namun, kegiatan kehidupan ekonomi, sosial masyarakat harus tetap berjalan. Sehingga menurut saya enggak ada trade off, antara kesehatan dan kegiatan ekonomi masyarakat, dua-duanya harus jalan,” ujarnya.

Sumber : Detik
Editor : Mahadi

Related Articles

Latest Articles