12.3 C
New York
Friday, April 19, 2024

Terjebak Macet Di Perbatasan, Bayi Di NTT Meninggal Sebelum Sempat Dilahirkan

Flores, MISTAR.ID

Akibat sebuah ambulans terjebak dalam kemacetan, seorang bayi di NTT meninggal dalam kandungan ibunya sebelum sempat dilahirkan. Kisah miris ini terjadi saat penghalang jalan telah ditempatkan di perbatasan antara Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka.
Ambulans terjebak macet sekitar satu jam pada hari Sabtu, di mana sang ibu mulai mengalami pendarahan.

Yohanes Diaz, ayah bayi tersebut mengatakan saat itu mereka telah menunggu satu jam untuk mendapat izin agar bisa melewati perbatasan.

“Setelah menunggu satu jam, dua bidan yang bersama kami keluar dari ambulans untuk meminta izin agar kami bisa lewat dan kami akhirnya diizinkan,” katanya seperti dikutip tribunnews.com, Senin.

Ambulans kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Dr. TC Hillers di Kabupaten Sikka, sekitar 73 kilometer dari perbatasan. Namun, bayinya tidak terselamatkan.

“Jika kami tidak terjebak di perbatasan, bayi kami pasti masih hidup. Bayi kami meninggal di ruang gawat darurat,” kata Yohannes. Ia menambahkan bahwa istrinya saat ini sehat dan masih dirawat di rumah sakit setelah operasi.

Dia mengatakan ambulans tidak boleh diblokir saat membawa pasien. “Aku sudah menerima kematian bayiku. Mungkin ini adalah rencana Tuhan untuk kita,” lanjutnya.

Istri Yohannes awalnya dirawat di Rumah Sakit Umum Larantuka di Kabupaten Flores Timur tetapi dirujuk ke RS. TC Hillers karena peralatan medis yang tidak memadai.

Sekretaris badan transportasi Ferdinandus Lepe di desa Hikong, Kabupaten Sikka mengatakan, penghalang jalan dibangun setelah adanya perdebatan.
Pemerintah desa memblokir jalan pada hari Sabtu setelah petugas gugus tugas COVID-19 Flores Timur melarang orang memasuki desa Boru, yang terletak di sisi lain perbatasan.

Ferdinandus mengatakan ambulans diizinkan lewat setelah bidan melaporkan situasinya kepada petugas. “Setelah diberitahu tentang situasinya, saya memerintahkan kepala desa Hikong dan penduduk untuk segera membongkar blokir jalan sehingga ambulans bisa lewat,” katanya.

Baca Juga : Transportasi Dilonggarkan, PSBB Di Sejumlah Daerah Dinilai Tak Efektif

Dia menambahkan bahwa penghalang jalan telah dibongkar secara permanen sejak Sabtu malam setelah pertemuan antara Flores Timur dan bupati Sikka.

Kepala desa Hikong, Agustinus membantah ambulans terjebak dalam kemacetan selama sekitar satu jam.

“Ambulans berada di ujung kemacetan sehingga seharusnya hanya perlu sekitar 15 menit untuk melewati. Ambulans hanya macet selama 15 menit,” kata Agustinus kepada kompas.tv, Senin.

Menurut data Kementerian Kesehatan, Nusa Tenggara Timur telah mencatat 82 kasus positif Covid-19 pada hari Senin, dengan satu kasus kematian dan enam telah pulih. (The Jakarta Post/JA/hm06)

Related Articles

Latest Articles