Jakarta, MISTAR.ID
Pemeriksaan atau tes swab melalui mesin polymerase chain reaction (PCR) untuk mengetahui sebaran kasus virus corona (Covid-19) akan digalakkan secara lebih luas.
Pelaksana tugas Deputi II Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi, melalui forum rapat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI yang berlangsung secara daring pada, Selasa (12/5) mengatakan, target pemeriksaan 10 ribu tes Polymerase Chain Reaction (PCR) per hari.
Namun, dia mengakui target itu sulit dilakukan karena minimnya sarana dan prasarana, termasuk kapasitas laboratorium.
Menurutnya, masyarakat tidak kaget apabila terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia pada pekan depan.
“Nanti mungkin jangan kaget Bapak Ibu, bahwa minggu depan itu akan cenderung banyak naiknya. Secara teknis, memang harusnya itu, karena supaya kita bisa mempercepat selesainya Covid-19 ini,” kata Dody.
Pihaknya berharap agar setidaknya ditemukan 40 ribu kasus pasien positif corona supaya dapat terdeteksi ‘zona merah’ yang tersebar di seluruh dunia.
“Harapan kita bisa mencapai 40 ribu, supaya itu bisa mewakili daerah merah yang kita anggap mewakili daerah tersebut,” tuturnya.
Untuk diketahui, jumlah yang disebutkan oleh pejabat BNPB itu terlampau sangat tinggi. Pasalnya, hingga Selasa (12/5), jumlah pasien positif Covid-19 baru 14.749 kasus, sementara jumlah pasien meninggal berjumlah 1.007 orang, dan pasien sembuh sebanyak 3.063 orang.
Peningkatan tes secara massal sebenarnya acap kali digaungkan oleh pemerintah, mulai dari rapid test yang menggunakan pemeriksaan darah, hingga real-time PCR.
Presiden Joko Widodo pun sempat memerintahkan agar jajaran pembantunya meningkatkan jumlah tes PCR hingga 10 ribu kali sehari. Kendati demikian, satu bulan ucapan itu keluar dari mulut orang nomor satu di Indonesia itu, belum pernah target itu tercapai.
Sumber: CNN Indonesia
Editor: Andy Hutagalung
