10.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Tangkap Penimbun Masker!

Jakarta, MISTAR.ID
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kapolri Jenderal Idham Azis mengambil tindakan terkait langkanya masker wajah. Jokowi menyebut adanya dugaan penimbunan masker dan penjualan masker dengan harga fantastis.

“Saya juga sudah memerintahkan Kapolri untuk menindak tegas pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, yang memanfaatkan momentum seperti ini dengan menimbun, masker terutama, dan menjualnya lagi dengan harga yang sangat tinggi,” ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/20).

Jokowi menekankan sekali lagi kepada para pihak yang mencari kesempatan meraup untung besar dalam kondisi seperti ini. “Hati-hati, saya peringatkan. Menteri cek, tetapi dari info yang saya terima, stok dalam negeri kurang lebih 50 juta. Memang jenis masker tertentu ada yang langka,” tegas dia.

Jokowi juga meminta masyarakat tidak membeli kebutuhan pokok berlebihan. Perilaku tersebut justru menyebabkan terjadinya kelangkaan kebutuhan pokok. “Masyarakat tidak perlu borong keperluan sehari-hari, justru bikin langka pembelian besar-besaran, menimbun dan memborong. Pemerintah jamin ketersediaan. Saya cek Bulog, Apindo,” ujar Jokowi.

Sebelum kemunculan korona, harga masker Sensi hanya berkisar Rp20-30 ribu per boks. Kemarin harga masker Sensi mencapai Rp340 ribu dan kini mencapai Rp400 ribu. Selain itu, masker N-95 yang saat situasi normal seharga Rp350 ribu, kini mencapai Rp1,5 juta.

 

Denda Rp50 M

Pemerintah juga menegaskan akan menindak tegas apabila ada permainan harga oleh para pedagang atau distributor yang menjual harga kebutuhan sehari-sehari di atas harga kewajaran.

Ketua Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga mengatakan adapun kebutuhan sehari-hari yang dimaksud, termasuk harga bahan pangan dan masker. Pasalnya perlakukan yang merugikan masyarakat tersebut, lanjut Daniel sudah tertuang dalam Undang-undang No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.

“Apabila ada permainan oleh para distributor dan pedagang yang mempermainkan harga, maka kami akan lakukan penindakan. Menangkap dan memeriksa mereka mengenakan Undang-undang perdagangan, tentang penimbunan,” kata Daniel saat melakukan konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/20).

Daniel mengatakan, pihaknya juga akan melakukan pengawasan di pasar tradisional dan berkoordinasi dengan kepala pasar, baik untuk pedagang masker yang melakukan secara daring (online) dan luring (konvensional). “Tim kami akan turun ke sana untuk dilakukan pengawasan dan akan dapatkan laporan sampai dengan sore nanti,” katanya.

“Nanti untuk pedagang online kami sedang melakukan pendataan semua. Karena ini sifatnya sangat tersebar di seluruh nusantara kami sedang melakukan pendeteksian terhadap akun-akun atau orang yang perdagangkan melalui media sosial. Tunggu waktunya karena ini tidak semudah yang dipikirkan kami lakukan langkah-langkah untuk itu,” jelas Daniel.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menegaskan tak ada larangan ekspor masker. Meskipun saat ini Indonesia sudah positif dari kasus korona. Namun, Agus mengingatkan meski tak ada larangan ekspor, produsen masker di dalam negeri bisa memprioritaskan pasokan masker di dalam negeri sebelum mengekspornya. Ini karena kebutuhan di dalam negeri juga besar.

“Tidak ada larangan ekspor untuk produk masker ke pasar dunia. Tapi, eksportir dalam negeri bisa memprioritaskan pasokan masker di dalam negeri. Juga mohon tidak menaikkan harga jual ke penjual pengecer, hand sanitizer juga tinggi dan tengah dibutuhkan masyarakat,” kata Agus.

 

Tak Perlu Timbun

Terpisah, Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah mengatakan, saat ini Pemprovsu telah melakukan sejumlah upaya untuk mencegah virus tersebut masuk ke Sumut.
“Jadi kami minta masyarakat tidak panik menimbun sembako, tidak panik juga membeli masker. Tidak menimbun masker untuk keuntungan pribadi,” katanya, di sela-sela rapat koordinasi dengan sejumlah instansi terkait di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (3/3/20).
Dia menyebut, saat ini pihaknya mendapat laporan harga marker di pasaran naik signifikan, bahkan terjadi kelangkaan. Dia mengingatkan, masker tersebut hanya untuk orang sakit. Dia juga mengaku mendapat laporan mulai dari aksi borong bahan makanan oleh masyarakat.

Untuk itu, dia meminta Polda Sumut bersama Disperindag untuk segera turun ke lapangan, menuju pasar-pasar tradisional dan modern untuk mengecek kebenaran informasi itu. Pedagang atau warga yang sengaja menimbun masker kemudian menjualnya dengan harga yang tak wajar, harus ditindak. Begitu juga bagi penimbun bahan makanan.

Adapun dalam pencegahan penyebaran virus itu masuk ke Sumut, pemerintah telah melakukan beberapa upaya. Pemprov Sumut saat ini memastikan fasilitas-fasilitas kesehatan telah siap jika menemukan pasien positif covid-19.

“Kita tentu tidak ingin ada warga kita yang terinfeksi Covid-19. Tetapi bila ada, kita harus selalu siap menanganinya,” kata Ijeck.

Tenaga medis juga dilatih untuk menangani pasien korona. Rumah Sakit Adam Malik, yang menjadi rumah sakit rujukan, juga telah memiliki 11 kamar isolasi. Selain itu, ada juga rumah sakit penyangga seperti RS Haji dan RS Bhayangkara dan beberapa rumah sakit lainnya.

Menurutnya, saat ini pihaknya akan terus mengevaluasi untuk memastikan beberapa rumah sakit di Sumut siap bila terdapat kasus pasien terinfeksi covid-19. “Sampai saat ini yang sudah pasti ada 20 ruang isolasi dan bila nanti dibutuhkan lebih banyak, kita akan koordinasi lagi dengan rumah sakit lainnya. Begitu juga dengan peralatan-peralatan yang dibutuhkan seperti Alat Pelindung Diri (APD) yang diturunkan langsung dari kementerian,” tambahnya.

Pemprov Sumut juga akan membentuk tim kewaspadaan untuk mencegah masuknya virus itu ke Sumut. “Kita akan bentuk tim kewaspadaan virus korona, bukan hanya di provinsi tapi di kabupaten kota dan ini instruksi Gubsu agar kepala daerah membentuk tim,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit, menambahkan, hingga kini belum ditemukan kasus virus korona di Sumut. Hanya saja, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan, tetap tidak panik.

Masyarakat harus tahu cara pencegahan tertular covid-19 seperti sering mencuci tangan, menjaga kesehatan tubuh, makan-makanan bergizi dan olahraga. “Masyarakat harus tahu cara mencegah infeksi virus ini seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh wajah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan makanan-makanan bergizi dan olahraga, dan tentunya hindari berpergian ke negara yang terjangkit,” tambahnya.

Sumber: cnn/dtc

Reporter: Daniel

Editor: Luhut

Related Articles

Latest Articles