Jakarta, MISTAR.ID
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyebut Mendikbudristek Nadiem Makarim tak konsisten soal vaksinasi menjadi syarat sebelum membuka pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di tengah pandemi Covid-19.
Ketua PGRI, Unifah Rasidi menilai Nadiem telah menarik ucapannya sendiri terkait vaksinasi sebagai syarat belajar tatap muka.
“Jadi nggak konsisten gitu loh. Gimana sih ya. Syarat untuk pembukaan itu vaksinasi guru dan tenaga kependidikan. Sekarang ngomong lain, syarat pembukaan sekolah itu, adalah level PPKM dari 4 ke 3,” ujar Unifah, Rabu (25/8/21).
Pada Maret lalu, Nadiem memang sempat menyatakan bahwa sekolah di tingkat dasar hingga menengah boleh menggelar belajar tatap muka setelah vaksinasi guru rampung.
Baca juga:Â PGRI Siap Majukan Dunia Pendidikan Bersama Pemko Tanjungbalai
Ia kemudian menargetkan vaksinasi terhadap 5,6 juta guru dan tenaga kependidikan rampung pada pekan kedua Juni. Belakangan, ia memundurkan target tersebut hingga akhir Agustus.
Sementara itu, hingga per 18 Agustus, Nadiem menyebut bahwa vaksinasi terhadap guru dan tenaga kependidikan baru mencapai 54 persen untuk dosis satu, dan 35 persen untuk dosis dua.
Belakangan, dalam rapat bersama Komisi X DPR, mantan bos Gojek itu menegaskan bahwa vaksinasi tak menjadi syarat pembelajaran tatap muka. Ia mendesak agar sekolah di wilayah PPKM Level 3 agar segera membuka pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Baca juga:Â Ini Tanggapan PGRI Soal Masuk Sekolah
Unifah menilai rendahnya tingkat vaksinasi, terutama kepada guru, akan berisiko. Ia mengingatkan Nadiem bahwa tujuan dari belajar tatap muka adalah interaksi antara guru dan murid.
“Pentingnya guru dan siswa PTM kan ada interaksi. Menerangkan memberi motivasi, dialog, dalam satu ruangan, walaupun ibaratnya, anaknya itu hanya 25 persen. Tetap aja kan, sekarang tidak menjadi syarat. Jadi jangan berubah-ubah, konsisten,” kata dia. (cnn/mistar)
