9.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Pemerintah Siapkan Kebijakan Antisipasi Lonjakan Covid-19 Saat Nataru

Jakarta, MISTAR.ID

Meskipun penyebaran virus corona di tanah air sudah semakin membaik, bukan berarti ancaman lonjakan kasus Covid-19 menjadi dianggap remeh. Ini ditandai dari sikap pemerintah yang saat ini tengah mengkaji berbagai usulan kebijakan untuk mengantisipasi lonjakan kasusnya pada saat libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Hal itu disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam pernyataan persnya, Sabtu (6/11/21).

Sejumlah pengaturan yang akan diterbitkan pemerintah menjelang Natal dan Tahun Baru dimaksudkan untuk melindung masyarakat dari ancaman gelombang ketiga Covid-19.

Baca Juga: Satgas Siantar Akan Bahas Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Gelombang III

“Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya hilang. Pemerintah mengkaji berbagai usulan kebijakan untuk menghadapi hari Natal dan Tahun Baru 2022,” ujarnya.

Johnny menegaskan, pada prinsipnya pengaturan dilakukan untuk melindungi masyarakat dari ancaman gelombang ketiga. Libur akhir tahun dikhawatirkan akan meningkatkan mobilitas penduduk yang berisiko membawa gelombang ketiga Covid-19 dan bisa berdampak sangat buruk.

“Oleh karena itu, beberapa skenario telah disiapkan pemerintah,” ungkap Johnny.

Di antaranya, jelas Menkominfo, Satgas Covid-19 yang meminta semua tempat wisata dibuka terbatas. Bahkan, tempat wisata diminta membuat satgas protokol kesehatan demi memastikan perlindungan masyarakat.

Baca Juga: Antisipasi Gelombang 3 Covid-19, Bandara dan Pelabuhan Harus Dijaga Ketat

“Adapun, untuk pengaturan lainnya masih dalam pengkajian bersama Kementerian dan Lembaga terkait,” ujarnya.

Menkominfo Johnny juga mengatakan, pemerintah terus mengingatkan pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan, khususnya di Gereja pada saat perayaan Natal. Pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi akan lebih dimaksimalkan di tempat-tempat umum untuk pengawasan dan tracing pada masyarakat.

“Pemerintah terus mendorong masyarakat Indonesia tetap mematuhi prokes agar kasus penurun Covid-19 di Indonesia dapat konsisten,” ujarnya.

Baca Juga: 110 Anak Terdampak Covid-19 Dapat Beasiswa

Sementara Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia DR. dr. Hariadi Wibisono mengatakan, dalam beberapa hari terakhir sudah ada tren kenaikan kasus. Terjadi kenaikan dari 600 kasus positif melonjak menjadi 800 kasus.

Hal ini terjadi bahkan saat kita belum memasuki libur Natal dan Tahun Baru. Untuk itu, dia menegaskan, aturan yang tegas membatasi mobilitas masyarakat sangat diperlukan untuk menghindari gelombang ke-3 Covid-19.

“Perlu dilakukan pembatasan seperti saat mudik lebaran lalu kalau tidak bisa, kita malah akan set back,” ujar Hariadi.(antara/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles