5.7 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Pemerintah Dinilai Gagal Deteksi Dini Hepatitis Misterius

Jakarta, MISTAR.ID
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) Indonesia masih lemah. SKDR merupakan sebuah sistem yang dapat memantau perkembangan tren suatu penyakit menular potensial atau wabah dari waktu ke waktu. Demikian ditegaskan Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane.

Dia menilai, pemerintah gagal mendeteksi dini kasus hepatitis misterius di Tanah Air.
Hingga saat ini, tercatat sedikitnya enam anak meninggal dunia diduga akibat hepatitis misterius.

“Seharusnya tidak boleh temuan kasus itu langsung kematian begitu, sehingga itu menunjukkan early detection kita gagal. Kalau diumpamakan, mendingan kita dapat ribuan kasus tapi tidak ada yang meninggal,” kata Masdalina, Selasa (10/5/22).

Baca Juga:Antisipasi Penularan Hepatitis Akut, Disdik Siantar Imbau Sekolah Disiplin Terapkan Prokes

Dia menyebutkan, selama ini SKDR hanya melaporkan kasus-kasus di puskesmas dan belum terintegrasi dengan kasus di rumah sakit. Padahal kasus hepatitis misterius hampir seluruhnya ditemukan di rumah sakit.

“Jadi interkoneksi antara SKDR di rumah sakit dan puskesmas itu tidak ada,” ucapnya.

Masdalina pun meminta pemerintah menggunakan SKDR secara maksimal. Ia juga mendorong pemerintah mengaktifkan laboratorium daerah yang jumlahnya mulai bertambah selama pandemi Covid-19 serta menambahkan alat-alat pemeriksa atau pendeteksi virus.

“Hepatitis akut ini tidak hanya berasal dari virus atau mikroorganisme ya, tapi toxin atau racun. Jadi bisa saja memang racun dari konsumsi obat dan sebagainya,” ujar Masdalina.

Baca Juga:Dua Anak di Sumut Diduga Terserang Hepatitis Akut

“Dan kalau adenovirus tidak virulen (mematikan), sementara kasus yang diduga di Indonesia sampai meninggal. Jadi, kemungkinan ada potensi mutasi virus adenovirus. Namun masalahnya kan kita belum tahu, karena belum ada hasil WGS adenovirus,” imbuhnya.

Kementerian Kesehatan menyatakan, ada 15 kasus yang diduga infeksi hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya. Belasan kasus itu dilaporkan terjadi di sejumlah provinsi Indonesia, dari DKI Jakarta hingga Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Sementara itu, hingga saat ini setidaknya ada enam anak meninggal dunia diduga akibat terinfeksi hepatitis misterius. Tiga kasus meninggal ada di DKI Jakarta, satu di Tulungagung, satu di Solok, dan satu Medan.(cnn/hm10)

 

Related Articles

Latest Articles