6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

Pedagang Tolak Rencana Polri Ajak Preman Pasar Tegakan Protokol Kesehatan, ini Alasannya

Jakarta, MISTAR.ID

Ketua Bidang Infokom DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Reynaldi Sarijowan menilai keputusan Polri untuk merekrut preman guna menegakan disiplin terkait protokol kesehatan (Prokes) di skala pasar cenderung gegabah.

Ia menyebut, para pedagang sudah cukup menderita dengan adanya pandemi Covid-19 belakangan ini. Bahkan, lanjutnya, sekira 70% pedagang pasar di Indonesia sudah banyak mengalami kerugian secara ekonomi.

“Kami menilai ini gegabah dalam mengambil keputusan agak grasak-grusuk dalam mengambil tindakan. Karena posisi pedagang pasar di seluruh Indonesia, 60-70% sudah menderita anjlok secara ekonomi. Di tambah lagi dengan PSBB yang akan diberlakukan,” ungkapnya, Sabtu (12/9/20).

Baca Juga:Bah! Preman Pasar Bakal Jadi Penegak Disiplin untuk Awasi Warga

Menuru Reynaldi, lebih baik penegakan protokol kesehatan tersebut dilakukan oleh TNI dan Polri. Ia menambahkan, bisa juga melbatkan jawara hingga LSM dan Ormas yang berkompeten di bidangnya.

“Kalau TNI-Polri saya kira lebih elegan, banyak cara. Contoh di DKI Jakarta ada jawara-jawara di Bandung ada guru bela diri, atau seni bela diri, ini kan bisa di plot di tiap blok pasar. Ada organisasi LSM, Ormas, yang memang kompeten di bidangnya,” kata Reynaldi.

Para pedagang khawatir jika preman dilibatkan dalam penegakan protokol kesehatan, maka cara yang digunakannya adalah tindakan yang cenderung represif dan mengesampingkan sisi humanisnya.

“Mungkin caranya beda jika TNI-Polri yang terjun ke pasar untuk memberikan edukasi kepada para pedagang. Mungkin nanti berbeda jika dengan preman yang akan dilaksanakan. Cara-cara yang tidak humanis pasti akan berlaku pada saat preman ini melakukan pengetatan protokol kesehatan,” ungkapnya.(pikiran rakyat.com/hm01)

Related Articles

Latest Articles