19.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Nataru, Kebijakan Penanganan Covid-19 Dievaluasi Sekali 2 Minggu

Jakarta, MISTAR.ID

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kebijakan penanganan Covid-19 untuk Hari Raya Natal dan tahun baru 2023 (Nataru) bakal dievaluasi tiap dua minggu sekali.

Adapun sejauh ini, PPKM di seluruh wilayah Indonesia masih berada pada level 1 sesuai dengan standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) terkait transmisi komunitas.

“Nataru kita evaluasi tiap dua minggu. Sekarang kita masih terus level 1 (PPKM),” kata Nadia usai acara Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pejabat Fungsional di Gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis (8/12/22).

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Bertambah 6.186 Orang di Indonesia

Nadia mengungkapkan, sembari melakukan evaluasi, pemerintah tetap memantau pola kenaikan kasus Covid-19. Saat ini, lanjutnya, kebijakan PPKM tetap sama, yaitu menggencarkan vaksinasi booster dan menjadikan vaksinasi booster sebagai syarat perjalanan.

Lalu, Kemenkes juga melakukan surveilans genomik untuk mendeteksi subvarian Covid-19. Saat ini, subvarian baru Omicron, BN 1, sudah terdeteksi di Indonesia, tetapi belum muncul potensi peningkatan.

“Kalau untuk syarat perjalanan masih berlaku booster. Kalau untuk masuk mall sampai saat ini yang penting vaksinasi lengkap sudah kita lakukan. Nanti kita masih lihat eskalasinya,” jelas dia.

Sebelumnya, kebijakan penanganan Covid-19 di masa Natal dan Tahun Baru 2023 juga disinggung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Dia menyebutkan, pemerintah akan mengoordinasikan kebijakan penanganan Covid-19 menjelang libur Natal dan tahun baru 2023. Kebijakan penanganan Covid-19 di masa libur panjang ini bertujuan untuk menekan angka kasus Covid-19 yang masih terus bermutasi.

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Bertambah 6.186 Orang di Indonesia

“Secara formal kita belum bicarakan dan mungkin dalam waktu dekat akan koordinasi libur Nataru,” kata Muhadjir usai acara Germas Award di Gedung Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (6/12/22). Penentuan level PPKM tiap daerah menyesuaikan tingkat kasus Covid-19 di Tanah Air. Intinya, kata dia, subvarian Covid-19 yang beredar saat ini, termasuk XBB dan BQ.1 tidak seganas subvarian sebelumnya.

“Yang jelas Covid-19 sekarang ini tidak ganas tidak semengkhawatirkan pada awal-awal. Ini generasi Covid-19 yang sudah relatif jinak,” tutur Muhadjir.

Sebagai informasi, kasus Covid-19 pada Rabu (7/12/22), pukul 12.00 WIB, bertambah sebesar 3.351 kasus dalam sehari sehingga totalnya menjadi 6.689.532 kasus. DKI Jakarta menempati posisi dengan penambahan kasus konfirmasi paling banyak, yaitu 1.280 kasus. Kemudian Jawa Barat 800 kasus, Banten 320 kasus, Jawa Timur 285 kasus, dan Jawa Tengah 189 kasus. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles