7.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Mensos Dimarahi Korban Banjir NTT Gegara Gagal Kirim Bantuan

Jakarta, MISTAR.ID

Gara-gara gagal mengirimkan bantuan karena terkendala akses dan cuaca, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini bercerita bahwa dirinya sempat dimarahi warga korban banjir bandang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kemarin saya juga dimarahin. Kami bukan tidak mau, tapi enggak bisa kami ke sini. Sebetulnya saya ingin dari Bima (NTB) langsung ke (pulau) Adonara (NTT), tapi tidak bisa karena cuacanya tidak bagus. Saya jelaskan ke warga akhirnya mereka mengerti,” kata Risma dalam jumpa pers di kantor Kemensos, Rabu (7/4/21).

Risma meninjau warga korban banjir di sejumlah wilayah di NTB dan NTT selama tiga hari sejak Senin (5/4). Sehari di NTB, Risma kemudian pergi ke NTT. Ia kembali ke Jakarta pada Rabu (7/4/21) pagi.

Baca juga: Meski Wajah Tampak Pucat, Mensos Risma Bertekad Temui Korban Banjir

Mantan Wali Kota Surabaya itu rencananya akan kembali terbang dan meninjau warga pengungsi dengan membawa sejumlah bantuan pada Kamis (8/4/21). Ia menuturkan banyak warga yang masih belum menerima bantuan akibat kendala akses dan cuaca.

Risma bercerita bahwa rombongannya sempat tidak bisa menyeberang ke Odonara sejak tiba di Kecamatan Larantuka dan Maumere, Kabupaten Flores Timur, NTT. Kala itu, ia tidak bisa menyeberang karena kendala cuaca sehingga harus membawa bantuan secara manual dengan berjalan kaki.

“Ini sempat kita tidak bisa menyeberang karena memang cuaca tidak bagus. Waktu itu saya paksakan. Kamu sudah pokoknya gimana caranya berangkat menyebrang,” kata dia. “Jadi masalahnya yang terjadi transportasi darat. Kalau penyediaan barang mudah, cuma karena transportasinya sulit, sehingga kami kesulitan untuk membawa ke sana,” imbuhnya.

Baca juga: Korban Banjir NTT Bertambah, 128 Tewas, 71 Hilang, 8.424 Mengungsi

Meski demikian, Risma menegaskan bahwa pihaknya akan tetap proaktif menyalurkan bantuan ke warga yang berada di daerah terisolir. Ia meminta agar semua pihak tidak menunggu karena alasan akses atau cuaca yang tak mendukung. “Saya ajarkan, bahwa tidak boleh kita menunggu. Kita harus proaktif di (situasi) bencana itu. Tidak bisa kita nunggu-nunggu,” katanya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Rabu (7/4/21) malam, total korban meninggal dunia akibat banjir bandang di NTT telah mencapai 238 jiwa.

Kepala BNPB Doni Monardo merinci sebanyak 67 orang meninggal dunia di Kabupaten Flores Timur, 32 orang di Lembata, Alor 25 orang, Kota Kupang 1 orang, Malaka 4 orang, Sabu Raijua 2 orang, Ende 1 orang, Kabupaten kupang 5 orang, Ngada 1 orang. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles