10.2 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Menkes: Puncak Kenaikan Kasus Covid-19 Paling Lambat Januari 2023

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, tren kenaikan kasus Covid-19 puncaknya paling lambat awal Januari 2023. Hal ini akibat pengaruh sejumlah subvarian terbaru Omicron di Indonesia.

“Dugaan kami, karena ini mulai terjadi (peningkatan), mungkin paling lambat dalam 1,5 bulan puncaknya kita capai. Saya rasa di Desember 2022 atau paling lambat Januari 2023 puncaknya bisa kita lihat,” kata dia dalam Rapat Kerja Kemenkes bersama Komisi IX DPR yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (8/11/22).

Ia mengatakan, subvarian terbaru Omicron penyebab kenaikan gelombang Covid-19 di dunia saat ini adalah BA.2.75. Yang terbanyak terjadi di India, XBB paling banyak di Singapura, dan BQ.1 yang dominan di Eropa dan Amerika Serikat.

Baca Juga:Kemenkes Beri Warning! Akhir Tahun Terjadi Peningkatan Kasus Covid-19

“Contohnya, subvarian XBB sempat membawa kasus per hari sampai 8.500 di Singapura. Sebagai perbandingan di Indonesia sekarang, sekitar 5.000-an kasus,” katanya.

Subvarian XBB yang diamati di Singapura, sebut Budi, memiliki ciri peningkatan kasus yang cepat. Tapi tren penurunan angka kasusnya cepat bila dibandingkan subvarian Omicron lainnya.

“Sekarang Singapura sudah turun kembali kasusnya di bawah 4.000-an dan puncaknya lebih rendah dari BA.4 dan BA.5,” ujarnya.

Baca Juga:Kemenkes Sebut Ada Tambahan 174 Kasus Covid-19

Ciri selanjutnya dari XBB, lanjut dia, puncak kasus diperkirakan mendekati situasi subvarian BA.4 dan BA.5, tapi di bawah situasi puncak BA.1 atau BA.2. Dominasi kasus subvarian Omicron BA.1 dan BA.2 terjadi di Indonesia pada Januari dan Februari 2022, sedangkan BA.4 dan BA.5 terjadi Juli dan Agustus 2022.

“Jadi memang siklusnya terjadi setiap enam bulanan sekali. XBB ini mirip dengan BA.4 dan BA.5 tapi di bawah BA.1 dan BA.2,” ujarnya. (republika/hm14)

Related Articles

Latest Articles