26.6 C
New York
Wednesday, May 22, 2024

Mendagri Tito: Mau Jadi Kepala Daerah Butuh Minimal Rp30 Miliar

Jakarta, MISTAR.ID

Penyebab banyaknya kepala daerah yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK dibeberkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Modal selangit untuk menjadi kepala daerah, disebut menjadi biang keladi praktik korupsi di lingkungan pemerintahan daerah.

Tito mengaku menerima informasi terkait ongkos untuk maju menjadi kepala daerah setingkat bupati mencapai Rp30 miliar.

“Teman-teman menjadi bupati itu membutuhkan Rp20 sampai Rp30 miliar. Wali Kota pasti lebih lagi, bagaimana dengan gubernur,” ujar Tito dalam webinar, Sabtu (20/6/20).

Baca juga: Poldasu OTT Pegawai Dinas Perkim Labuhanbatu

Tito menyebut, tak heran jika ada kepala daerah yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun penegak hukum lainnya. Menurut Tito, rata-rata kepala daerah yang maju dengan modal puluhan miliar itu akan berusaha mengembalikan modal selama menjadi kepala daerah.

“Nah karena perlu modal, akibatnya apakah calon kepala daerah betul-betul siap untuk mengabdi, berkorban, mengeluarkan segala biaya modal dan lain-lain dan setelah terpilih betul-betul bebas dari korupsi, dan melupakan uang yang menjadi modal,” kata Tito.

Beberapa kepala daerah menurut Tito tidak mau merugi mengeluarkan biaya besar, namun tak mendapatkan apa-apa. Apalagi, jika kepala daerah hanya mengandalkan gaji dan tunjangan, apakah cukup untuk mengembalikan modal yang mencapai Rp30 miliar tersebut.

“Takutnya dia tidak mau rugi, untuk mengembalikan modal. Saya tidak heran kepala daerah kena OTT, atau terlibat korupsi,” kata Tito.(merdeka/hm03)

Related Articles

Latest Articles