7.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso Tutup Usia

Jakarta, MISTAR.ID

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso tutup usia. Djoko menghembuskan napas terakhir setelah dirawat beberapa hari pascaoperasi karena pendarahan di otak. Sejak dirawat pada Sabtu (2/5/20) pekan lalu, Djoko Santoso sudah dites PCR sebanyak 3 kali untuk Covid-19 dan hasilnya negatif.

Pendarahan di otak dipastikan menjadi penyebab Djoko Santoso meninggal dunia, Minggu pagi. Dokter juga menyinggung riwayat stroke yang dialami almarhum.

“Beliau mengalami cerebro vascular disease atau singkatnya stroke. Ini kejadian yang kedua,” ujar Wakil Kepala RSPAD Gatot Subroto, Brigjen Budi Sulistya, di rumah duka, Bambu Apus, Jakarta Timur Minggu (10/5/20).

Suasana di rumah duka. (f:detik/mistar)

Rencananya, ia akan dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Untuk mengenang kepergian Djoko, TNI akan mengibarkan bendera setengah tiang di seluruh jajaran TNI Angkatan Darat. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Kolonel Inf Nefra Firdaus dalam keterangan persnya.

“Sebagai bentuk penghormatan dan rasa dukacita yang mendalam atas kepergian almarhum Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, seluruh satuan jajaran TNI/TNI Angkatan Darat mulai hari ini mengibarkan bendera setengah tiang,” jelasnya.

Mantan Panglima TNI tersebut memiliki hak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Namun rupanya dia telah berwasiat untuk dimakamkan di pemakaman keluarga San Diego Hills, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

“Beliau punya hak untuk dimakamkan di TMP Kalibata, tapi atas permintaan beliau sebelum meninggal, beliau meminta untuk dimakamkan di pemakaman keluarga di San Diego Hills,” kata Komandan Garnisun Tetap (Kasgartap) I/Jakarta, Brigjen TNI Syafruddin, di rumah duka, Bambu Apus, Jakarta Timur.

Syafruddin menyampaikan nantinya pemakaman Djoko akan digelar secara militer. Namun mengingat situasi wabah virus Corona baru (Covid-19), peserta upacara akan dibatasi.

“Nanti upacara militer dengan minimalis karena situasi sekarang pandemi Corona, jarak antara peserta upacara 2 meter. Militer dibatasi, keluarga nggak bisa dibatasi. Biasanya kalau Panglima TNI protapnya pasukannya 120 orang 1 kompi, sekarang hanya 40 orang,” kata Syafruddin.

Jualan Kartu Lebaran

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso ternyata mengalami masa susah di waktu kecilnya. Hidup prihatin dia lalui bersama kedua orang tua dan sembilan saudara kandungnya.
Sejak kecil, Djoko tinggal di Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Bapaknya seorang guru ibunya ibu rumah tangga.

“Anak bapak itu ada 10. Kalau pengin jadi ‘orang’ harus prihatin semua. Kadang makan nasi kadang nggak,” kata adik Djoksan, Tutik Suyono (63) kepada wartawan di rumah Kampung Baru, Solo, Minggu (10/5/20).

Untuk mencukupi kebutuhan hidup, Djoko dan adik-adiknya ikut membantu dengan cara berjualan. Saat bulan puasa seperti ini, Djoko kecil selalu berjualan kartu lebaran.

“Puasa, mendekati lebaran gini, mereka berdua (Djoko dan adik nomor duanya) beli kartu ucapan di kantor pos, lalu dijual di Sriwedari,” ujar Tutik.

Anak ke-4 dari 10 bersaudara itu mengaku bangga dengan kedua orang tuanya. Meski hidup penuh kesulitan materi, anak-anaknya kini dapat hidup sukses.

“Yang hebat itu bapak saya. Guru zaman dahulu berapa gajinya, ibu di rumah, anak 10. Tapi semua anaknya mampu jadi orang,” ujar dia.

Mendapatkan kabar wafatnya sang kakak tercinta, Tutik mengaku tak kuasa menahan tangis. Sebab sosok Djoko Santoso baginya sudah seperti pengganti orang tuanya yang telah tiada.

“Sejak zaman dahulu itu beliau concern sekali sama keluarga. Beliau memikirkan keponakan-keponakan yang belum selesai. Keluarga yang belum menikah, silakan, beliau mau jadi wali,” tutupnya.

Sumber : Detik
Editor : Jelita Damanik

Related Articles

Latest Articles