5.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Klaster Penularan Baru Di Area Sekolah Hasil Penelusuran LaporCovid-19

Jakarta, MISTAR.ID

LaporCovid19 mencatat beberapa klaster penularan baru di area sekolah. Hal itu dicuitkan melalui akun Twitter @LaporCovid19.

Salah satunya sekolah di Tulungagung, Jawa Timur. LaporCovid19 menyebut ada seorang siswa di Kecamatan Pagerwojo yang menularkan lima siswa lain, dan dua guru.

Kemudian di Kalimantan Barat, LaporCovid19 melaporkan ada 14 siswa dan delapan guru yang terpapar Covid-19.

Baca juga: 1.262 Kasus positif Covid-19 Ditemukan di Sekolah Calon Perwira TNI AD Bandung

“14 siswa dan 8 guru di Provinsi Kalbar terkonfirmasi positif Covid-19, mereka dari SMA 1 Ketapang, SMA 1 Ngabang, SMA 1 Pontianak, SMPN 1 Pontianak, SMAN 2, dan SMAN 3, bagaimana pemerintah tanggung jawab atas klaster baru akibat kebijakannya?” cuit akun LaporCovid19, Rabu (12/8/20).

LaporCovid19 juga menyebutkan ada seorang guru di SMK Negeri 1 Gunem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, positif. Guru tersebut dilaporkan menulari 10 guru lain pada 7 Agustus lalu.

Baca juga: Sekolah Dibuka, 70 Anak di Prancis Terinfeksi Covid-19

Selanjutnya dilaporkan ada 289 anak berusia sekolah yang terpapar corona di Papua.

LaporCovid19 mengatakan terdapat seorang siswa positif corona di Kecamatan Pangkah, Tegal, Jawa Tengah. Ia tertular dari kakeknya dan sempat mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

Selanjutnya seorang siswa di SMP Negeri 7 Cilegon, Banten dilaporkan terpapar corona.

LaporCovid19 menyatakan ada seorang siswa berusia 6 tahun di Kecamatan Situraja dan siswa lain berusia 9 tahun di Kecamatan Sumedang Utara yang terpapar corona.

Salah satu siswa diduga terpapar virus dari pedagang di Pasar Situraja. Siswa tersebut melewati pasar tersebut ketika berangkat dan pulang sekolah.

“Potensi transmisi lokal tak hanya dalam ruang kelas, tapi juga perjalanan ke atau dari sekolah,” tulis akun @LaporCovid19.

Kemudian di Balikpapan, dilaporkan ada 28 orang guru dan pegawai sekolah yang terpapar corona. Mereka tercatat menulari 17 orang lainnya dalam waktu empat hari, dan 45 orang dalam waktu enam hari.

Terakhir, LaporCovid19 menyebutkan ada 96 anak berusia 6 sampai 17 tahun atau usia sekolah yang terpapar corona sejak Maret hingga Agustus 2020.

“Saat PBM (proses belajar mengajar) tatap muka dimulai, bermunculan klaster-klaster baru penularan covid dari sekolah di berbagai daerah. Konsekuensi serius kebijakan dari @Kemdikbud_RI !! Apa tindakanmu Kak @Nadiem_Makarim ?” tulis cuitan itu.

Respon Kemendikbud

Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Jumeri memberikan beberapa klarifikasi terkait cuitan LaporCovid-19.

Melalui konferensi video, Kamis (13/8), ia menyebut cuitan LaporCovid19 seolah-olah membuat munculnya klaster baru akibat pembukaan sekolah tatap muka.

“Ada laporan dari berbagai daerah, akibat pembukaan sekolah telah terjadi klaster-klaster baru. Klaster pendidikan di mana terjadi korban. Seolah-olah [terjadi] karena pembukaan [sekolah] di zona kuning,” ujarnya.

Seperti kasus penularan yang terjadi di sekolah di Tulungagung, Jumeri mengatakan kasus ini terjadi bukan karena pembukaan sekolah, melainkan karena guru melakukan pembelajaran dengan cara berkunjung ke tempat tinggal siswa.

“Siswa dikelompokkan jadi kelompok-kelompok kecil. Sehingga [guru] mendatangi siswa. Nah, ada peserta didik reaktif Covid-19. Tertular dari orang tuanya,” jelasnya.

Kemudian kasus penularan di Kalimantan Barat, Jumeri menjelaskan kasus ini didapati dalam pemeriksaan yang sengaja dilakukan untuk mempersiapkan pembukaan sekolah.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menginisiasi pemeriksaan rapid test dan polymerase chain reaction (PCR) untuk seluruh guru dan sebagian siswa sebelum sekolah dibuka. Hasilnya ditemukan beberapa reaktif corona.

Untuk laporan dari kasus penularan ke-289 anak usia sekolah di Papua, jumlah tersebut, kata Jumeri, merupakan akumulasi kasus corona sejak Maret hingga Agustus 2020.

“Itu jumlah peserta didik usia 0 sampai 18 tahun yang terpapar Covid-19 dalam kehidupan sehari-hari. Bukan di satuan pendidikan,” ungkapnya.

Sementara untuk SMPN 7 Cilegon Banten, Jumeri mengatakan sudah menutup sekolah tersebut dan telah dilakukan penanganan lebih lanjut.
(cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles