15.8 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Klaster Baru Jemput Paksa Jenazah, Pemicu Lonjakan Covid-19 Jatim

Surabaya, MISTAR.ID

Klaster baru jemput paksa jenazah di Jawa Timur jadi pemicu lonjakan kasus Covid-19 yang kini sudah hampir menyamai DKI Jakarta dan bahkan melebihi angka kematian di ibukota.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, Doni Monardo secara khusus meninjau langsung penanganan corona (Covid-19) di Jawa Timur. Ia pun memberikan sejumlah arahan kepada pemangku jabatan di Jatim.

Hal itu dilakukan, karena kasus positif corona di Jatim terus melonjak tajam. Bahkan sudah hampir menyamai kasus di DKI Jakarta. Tak sampai disitu, angka kematian akibat Covid-19 di provinsi ini, sudah jauh melampaui Ibu Kota.

Baca juga : 19 Kelurahan di Surabaya Terpapar Positif Covid-19

“Jatim semakin meningkat kasus angka kematian sudah melewati Jakarta, dan kasus tekonfirmasi positif pun mungkin sebentar lagi melewati Jakarta, sekarang saja sudah hampir sama angkanya sudah melewati 10 ribu menuju 11 ribu. Perlu dilakukan kajian penyebab utamanya apa,” kata Doni, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (24/6/20).

Doni kemudian menyoroti munculnya pola penularan corona yang belakangan baru muncul di Jatim, yakni ‘klaster jenazah’. Ia mengatakan klaster ini diduga bermula dari peristiwa penjemputan paksa jenazah yang meninggal akibat Covid-19.

“Tadi Ibu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sudah menjelaskan bahwa sebagian klaster baru ini dari jenazah,” ujar Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini.

Baca juga : 135 Tenaga Medis di Jatim Tertular Virus Corona

Menurutnya, Gugus Tugas Jatim harus segera melakukan langkah antisipasi agar penularan melalui peristiwa serupa tak semakin meluas. Yakni, melalui pendekatan ke keluarga pasien dan memberikan sejumlah pengertian.

“Ini harus segera ada langkah untuk memutus mata rantai Covid-19 berikutnya. Sehingga mereka tidak kegabah untuk mengambil alih jenazah yang dampaknya akan timbul kasus baru,” ujarnya.

Doni menyampaikan, jika diantara keluarga pengambil jenazah Covid-19 itu ada yang komorbid atau memiliki penyakit penyerta, maka risiko yang ditimbulkan pun makin membahayakan.

“Kalau di antara keluarga itu ada yang komorbid, ada yang menderita penyakit penyerta, tentu itu sangat berbahaya. Itu dampaknya bisa juga menimbulkan kematian,” ujarnya.

Ia pun meminta pemerintah di Jatim untuk menjalin komunikasi dan koordinasi dengan para tokoh agama, MUI dan berbagai kalangan, agar peristiwa penjemputan paksa jenazah Covid-19 tak kembali terulang.

“Itu dampaknya juga bisa menimbulkan kematian. Jadi ini harus dilakukan bersama tokoh agama, MUI, berbagai kalangan yang ada di Jatim, agar peristiwa pengambilan jenazah ini tidak boleh terulang lagi,” ujarnya.

Sementara itu, kasus positif virus corona di Jatim hari ini tercatat sebanyak 10.298 pasien. Dari jumlah itu sebanyak 2.995 pasien di antaranya sembuh, dan 750 pasien lainnya dinyatakan meninggal dunia.(cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles