10.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Jokowi Minta Erick Thohir Tutup BUMN Sakit!

Jakarta, MISTAR.ID

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan 20 Direktur Utama BUMN di Kabupaten Manggarai Barat.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi menyentil keras BUMN terkait suntikan penyertaan modal negara (PMN). Jokowi menilai sebelumnya BUMN itu terlalu sering mendapat proteksi.

“Yang lalu-lalu BUMN terlalu keseringan kita proteksi. Sakit tambahi PMN, sakit suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali, kata Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (17/10/21).

Baca Juga:Jokowi: Izin Pembangkit Listrik Bisa Mencapai 259 Izin

Alhasil, menurut Jokowi, karena BUMN terlalu sering diproteksi akhirnya mengurangi kemampuan untuk berkompetisi, bahkan tidak berani bersaing hingga mengambil risiko.

“Akhirnya itu yang mengurangi nilai-nilai yang saya sampaikan. Berkompetisi nggak berani, bersaing nggak berani, mengambil risiko nggak berani. Bagaimana profesionalisme kalau itu tidak dijalankan?” tanya Jokowi.

“Jadi tidak ada yang namanya proteksi-proteksi lagi, sudah lupakan Pak Menteri yang namanya proteksi-proteksi itu,” sambung mantan Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga:Jokowi Beri Tenggak Waktu 2 Tahun Bagi BUMN

Jokowi pun menambahkan, jika ada laporan dari Menteri BUMN terkait kondisi BUMN yang sakit, maka akan langsung diminta tutup saja.

“Kalau Pak Menteri sampaikan pada saya, Pak ada perusahaan seperti ini, kondisinya BUMN. Kalau saya langsung, tutup saja. Enggak ada selamat-selamatin, gimana kaya gitu,” tegas Jokowi.

Di sisi lain, Menteri BUMN Erick Thohir juga dalam kesempatan itu menyampaikan hasil kinerjanya yang memfokuskan pada restrukturisasi dan transformasi perusahaan BUMN. Erick mengatakan, pihaknya berhasil restrukturisasi dari 108 menjadi 41, dari 27 klaster menjadi 12.

Baca Juga:Ini 6 Fokus Jokowi untuk Ekonomi 2022!

Klaster tersebut terdiri dari energi dan migas, klaster minerba, industri perkebunan & perhutanan, industri pangan, kesehatan, industri keuangan (perbankan), dana asuransi pensiun, telekomunikasi, infrastruktur, klaster logistik dan klaster lainnya.

“Tentu Bapak selalu mengajarkan ke kita, hasilnya apa? Secara perbandingan keuangan, artinya kita meningkat Rp96,5 triliun. Jadi ini hasil yang luar biasa dari direksi BUMN yang sejalan, seiring bisa lakukan ini,” kata Erick dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

“Laba bersih juga semester 1-2021 jauh lebih tinggi daripada laba bersih selama setahun 2020, Rp5,7 triliun jadi Rp26 triliun. Di bandingkan full year juga masih jauh Rp13,26 triliun,” sambungnya.

Jika tahun 2020 disebutnya sebagai tahun keterpurukan, maka di tahun 2021 justru kebalikannya. (detik/hm14)

Related Articles

Latest Articles