21 C
New York
Friday, May 3, 2024

Ini Ruslan Buton Eks Kapten TNI AD yang Viral Minta Jokowi Mundur

Jakarta, MISTAR.ID

Ruslan Buton, mantan TNI pecatan yang pernah viral karena membacakan surat terbukanya agar Presiden Jokowi mundur, kini sudah diamankan Polri. Selain surat terbukanya itu, biodata dan profil Ruslan Buton pun sempat viral.

Dalam Biodata Ruslan Buton yang lahir pada tanggal 4 Juli 1975 itu, ternyata pangkat terakhirnya Kapten Infanteri di TNI AD. Pangkat itu diperoleh saat ia menjabat Pama Yonif RK 732/Banau.

Namun, petaka menghampirinya saat dia menjabat Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau pada 2017 lalu. Dia terbukti sebagai salah satu dari 10 pelaku yang diduga membunuh La Gode.

La Gode adalah seorang petani cengkeh pencuri singkong parut 5 kilogram seharga Rp20 ribu. Karena perbuatannya, ia ditahan di Pos Satuan Tugas Daerah Rawan.

Baca juga : Serukan Jokowi Mundur Pecatan TNI Diringkus Tanpa Perlawanan

Saat itulah Ruslan dan kawan-kawan diduga melakukan penganiayaan hingga La gode tewas. Pada 2018 dia dijatuhi hukuman penjara 1 tahun 10 bulan. Pada akhir 2019, Ruslan Buton bebas.

Ruslan Buton kemudian membuat heboh dengan surat terbukanya yang meminta Jokowi mundur. Dalam surat terbukanya dia juga menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan adanya revolusi rakyat jika Presiden Jokowi tidak mundur dari jabatannya.

“Bila tidak mundur, bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat,” kata Ruslan Buton dalam surat terbukanya kepada Presiden Jokowi.

Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan yang juga Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS), Ngasiman Djoyonegoro, menilai surat terbuka Ruslan Buton tersebut tak hanya bersifat politis, namun juga menimbulkan kegaduhan yang sangat tidak elok di tengah situasi pandemi Covid-19.

“Ya tentu sangat politis. Dan sangat tidak elok di tengah bangsa Indonesia sedang mengalami musibah corona,” kata Ngasiman Djoyonegoro, Jumat (22/5/20) lalu.

Pria yang akrab disapa Simon itu menambahkan bahwa surat terbuka Ruslan Buton kepada Presiden Jokowi sangat politis karena dari awal Ruslan Buton di Pilpres 2019 berseberangan dengan Jokowi.

“Kan di Pilpres 2019 kemarin ia pendukung 02. Jadi tak menuntut kemungkinan memang ada skenario-skenario tertentu untuk menciptakan ketidak-stabilan keamanan nasional,” tambahnya.

Simon pun berharap kepada aparat keamanan tetap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi. Apalagi video tersebut substansinya sebenarnya pernah beredar sebelum Pilpres 2019 (Reborn).

“Perlu dilakukan penelusuran siapa orang di belakang Ruslan Buton. Saya melihat ada agenda tertentu yang sedang direncanakan. Video itu substansinya kan sebelum pilpres, (namun ada polesannya) kenapa diviralkan lagi sekarang,” kata Simon.

Namun demikian, Simon optimis bahwa aparat keamanan pasti bisa mengatasi masalah ini. Ia yakin aparat keamanan sudah malakukan mitigasi dan penelusuran-penelusuran.

“Ya tapi kita optimis aparat kita pasti bisa mengatasinya,” ucap Simon.

Simon pun berharap, saatnya suluruh anak bangsa menjaga persatuan, bersikap teduh, dan saling memaafkan dan menghindari pertikaian.

“Ataukah Ruslan Buton memang terlalu kebal hukum sehingga pelanggaran hukum terkait pernyataannya, tidak juga ada aparat yang melakukan proses hukum terhadapnya,” tegas Simon.(tribun/hm03)

Related Articles

Latest Articles