12.5 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Hingga 2022 Tak Ada Penyederhaan Kurikulum, Nadiem: Mapel Sejarah Tak Akan Dihapus

Jakarta, MISTAR.ID

Mendikbud Nadiem Makarim memastikan tak ada rencana untuk menghapus mata pelajaran (mapel) sejarah dalam kurikulum baru yang sedang disiapkan, bahkan penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan sampai tahun 2022.

Hal itu ia sampaikan untuk mengklarifikasi isu diubahnya mata pelajaran sejarah sebagai pelajaran tak wajib atau pilihan bagi siswa SMA sederajat.

“Tidak ada sama sekali kebijakan, regulasi atau peraturan penghapusan mata pelajaran sejarah di kurikulum nasional,” ujarnya dalam video klarifikasi yang ia unggah via instagram pribadinya @nadiemmakarim, Minggu (20/9/20).

Baca Juga: Kemendikbud Klaim Masih Diskusikan Penghapusan Mata Pelajaran Sejarah

Nadiem menjelaskan isu ini keluar karena ada pemaparan internal yang tersebar ke masyarakat. Salah satunya terkait permutasi penyederhanaan kurikulum yang berkaitan dengan mata pelajaran sejarah.

Padahal, ada puluhan versi berbeda yang sekarang sedang melalui focus group discussion (FGD) serta uji publik belum tentu permutasi tersebut yang menjadi final.

“Inilah namanya pengkajian yang benar di mana berbagai macam opsi diperdebatkan secara terbuka. penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan sampai tahun 2022,” imbuhnya.

Baca Juga: Kurikulum Baru: Sejarah Tak Lagi Pelajaran Wajib SMA

Nadiem melanjutkan, pada 2021, Kemendikbud juga hanya akan melaksanakan berbagai prototyping kurikulum baru di sekolah penggerak yang terpilih dan bukan dalam skala nasional.

Sehingga tidak ada kebijakan apapun yang akan keluar pada 2021 dalam skala kurikulum nasional apalagi penghapusan mata pelajaran.

“Yang buat saya mengejutkan adalah komitmen saya terhadap sejarah kebangsaan kita dipertanyakan padahal misi saya adalah untuk memajukan pendidikan sejarah agar kembali relevan dan menarik bagi anak-anak kita,” ucapnya.

Baca Juga: Ilmuwan Ciptakan Ubin Terra Cotta 3D Mendorong Pertumbuhan Terumbu Karang

Ia juga menyampaikan bahwa penghapus mata pelajaran sejarah tak mungkin ia lakukan menginginkan kakeknya merupakan salah satu tokoh perjuangan dalam kemerdekaan Indonesia pada masa 1945.

“Ayah dan ibu saya aktivis nasional untuk membela hak asasi rakyat Indonesia dan berjuang melawan korupsi anak-anak saya tidak akan tahu bagaimana langkah ke masa depan tanpa mengetahui dari mana mereka datang,” tegasnya.

Sebaliknya, kata Nadiem, misinya sebagai menteri justru kebalikan dari hal tersebut. Ia mengaku ingin ingin menjadikan mata pelajaran sejarah menjadi suatu hal yang relevan untuk generasi muda dengan menggunakan media yang menarik.

“Identitas generasi baru yang nasionalis hanya bisa terbentuk dari suatu collective memory yang membanggakan dan menginspirasi,” tandasnya.(CNN/hm02)

 

 

 

Related Articles

Latest Articles