7.6 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Hati-hati! Isolasi Mandiri Bisa Jadi Pemicu Klaster Keluarga

Jakarta, MISTAR.ID

Ahli epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mewanti-wanti pemerintah agar mengendalikan perilaku masyarakat kala memilih isolasi mandiri (isoman) guna mengurangi beban fasilitas kesehatan akibat covid-19.

Windhu meminta pemerintah mengeluarkan segala jurus agar warga benar-benar mematuhi aturan isoman. Jika tidak, isoman justru berpotensi menimbulkan klaster keluarga.

“Isolasi mandiri cukup berbahaya, bisa menghasilkan klaster keluarga bagi mereka yang tanpa gejala atau gejala ringan tapi positif. Jadi pemerintah wajib mendisiplinkan warga, menjinakkanlah ya agar yang isolasi tidak jalan-jalan keluar rumah,” kata Windhu saat dihubungi, Kamis (11/2/21).

Baca Juga:Jangan Isolasi Mandiri Tanpa Berkonsultasi dengan Dokter!

Upaya itu, menurut Windhu, dapat dilakukan dengan kolaborasi masyarakat tingkat bawah dalam penanganan pandemi, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi objek namun juga subjek pengendalian pandemi.

Windhu meminta pemerintah mengeluarkan aturan teknis yang bersifat mengakar sehingga mampu dipahami seluruh komando desa seperti RT/RW.

Selain itu, pemerintah harus aktif mengerahkan petugas untuk sosialisasi agar warga mau terbuka dan melapor saat berniat isoman.

Bentuk sosialisasi tersebut juga harus mampu menyadarkan warga sekitar agar tidak menolak saat tetangga yang terpapar covid-19 memilih isoman.

“Jadi kemarin hanya instruksi Mendagri saja, apa ada sosialisasi ke bawah? Saya tidak lihat itu. Apa semua RT sudah mengerti? Itu kan kita selama ini, cuma senang ada formalitas saja,” kata dia.

Windhu pun menyoroti bentuk aturan PPKM mikro yang mengklasifikasikan RT/RW berdasarkan zonasi atau pemetaan risiko wilayah terpapar covid-19.

Baca Juga:Mengapa Hari ke-5 dan ke-10 Masa Isolasi Paling Penting bagi Pasien Covid-19?

Dengan kondisi tes deteksi covid-19 di Indonesia yang sangat lemah, maka menurutnya zonasi skala mikro itu tidak relevan lagi.

Padahal, menurutnya, seluruh daerah sudah seharusnya dianggap sebagai daerah berisiko tinggi yang harus dipantau sedini mungkin. Ia menagih pemerintah agar benar-benar serius sehingga strategi penguatan tes, telusur, dan tindak lanjut (3T) tidak berjalan sia-sia.

“Jadi biar ada hasilnya 3T yang diperkuat itu, maka ya harus serius terjun ke desa-desa itu, dikuatkan semua masyarakatnya, disadarkan. Jangan seperti sekarang kampung tangguh, jogo tonggo hanya nama,” jelas Windhu.

Adapun perihal alasan pemerintah memperkuat isoman karena jurus pandemi 3T bakal diperkuat. Terkait rencana itu, Windhu pun mengapresiasi pemerintah yang mulai bekerja dengan ‘benar’ meski cukup terlambat.

“Jadi jangan kaget, jangan takut, kalau misalnya kasus tujuh lipat dari sekarang. Tapi itu terjadi ya kalau pemerintah serius, kalau nggak ya tidak terjadi. Makanya seharusnya Pak Presiden umumkan soal ini, dan targetnya disebutkan, jadi target peningkatan itu bisa dipantau bersama-sama,” pungkasnya.

Kementerian Kesehatan sebelumnya mengaku tengah memperkuat isoman guna mengantisipasi fasilitas kesehatan seperti rumah sakit yang berpotensi penuh jika kenaikan kasus covid-19 terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Selain bakal mengawasi warga yang isoman di rumah, pemerintah telah menyiapkan beberapa titik isolasi mandiri terpusat yang berada di hotel, gedung pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat), dan berbagai tempat seperti asrama yang dikonversi menjadi tempat isolasi mandiri.(cnnindonesia.com/hm01)

Related Articles

Latest Articles