9.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Gawat! Indonesia Dikhawatirkan Bakal Resesi

Jakarta, MISTAR.ID
Kekhawatiran jika perekonomian Indonesia akan masuk jurang resesi, muncul. Buktinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai khawatir dengan kemungkinan ekonomi Indonesia alami resesi seperti yang dialami banyak negara di dunia.

Ini merupakan pernyataan kesekian kali dari Presiden yang khawatir dengan masalah ekonomi yang terdampak pandemi corona (covid-19). Kecemasan tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam rapat terbatas dengan para gubernur di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, seperti dikutip, Rabu (2/9/20).

“Berkaitan dengan ekonomi, kita tahu kuartal I-2020 kita tumbuh 2,97%, negara lain sudah minus. Tapi di kuartal II, kita pada posisi -5,3%. Sudah minus,” tegas Jokowi. Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengaku, pemerintah Indonesia masih memiliki waktu satu bulan untuk menghindarkan perekonomian Indonesia dari ancaman resesi yang ada di depan mata.

“Untuk itu, kuartal ketiga, yang kita masih punya waktu satu bulan yaitu Juli, Agustus, September. Di September ini kita masih ada kesempatan. Kalau kita masih berada pada posisi minus artinya kita masuk resesi,” tegasnya.

Baca Juga:22 Negara Ini Terjun ke Jurang Resesi Akibat Corona

Maka dari itu, kepala negara meminta seluruh jajarannya untuk mempercepat alokasi belanja. Baik itu yang berkaitan dengan belanja barang, belanja modal, hingga belanja bantuan sosial.

“Betul-betul disegerakan sehingga bisa meningkatkan konsumsi masyarakat dan meningkatkan ekonomi di daerah,” jelasnya. Lantas, apa yang membuat Jokowi cemas terhadap potensi terjadinya resesi?

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi sempat menyampaikan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) per 27 Agustus. Serapan belanja daerah pada periode tersebut baru mencapai 44%.

“Untuk belanja APBD masih 44%, dan untuk belanja kabupaten dan kota mencapai 48,8%. Hati-hati mengenai ini. Angka ini saya kira bisa kita lihat, belanja barang dan jasa realisasi berapa, belanja modal berapa, bansos berapa,” jelasnya.

Baca Juga:Indonesia Alami Resesi Teknikal, Berikut Ini Paparannya

Jokowi lantas menyebutkan, sejumlah daerah yang realisasi belanja daerahnya masih cukup mengkhawatirkan. Meskipun tidak secara spesifik, namun angka-angka yang disampaikan kepala negara perlu dicermati dengan seksama.

“Sumatera Utara baru berapa persen, Bengkulu juga dilihat baru berapa persen, Sumatera Barat sudah berada di atas 50%. Saya kira angka ini betul-betul kita cermati, DKI jakarta barang dan jasa sudah tinggi 70%,” sebutnya.

“Yang lain yang masih di angka 10%, 15%, apalagi bantuan sosial masih 0% itu betul-betul dilihat benar angka-angka ini. Realisasi APBD seperti ini setiap hari saya ikuti semua provinsi, kabupaten, kota kelihatan angka-angkanya,” katanya.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles